Ngelmu.co – Pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda kembali berurusan dengan polisi. Hal ini lantaran laporan dari sejumlah pihak, terkait cuitannya di Twitter yang menyebut ‘Islam arogan’.
Cuitan yang dibuat pada 24 Januari 2021 itu, lantas menjadi sorotan berbagai pihak. Tak sedikit masyarakat tak setuju dengan kata-kata tersebut. Namun, Abu Janda mengaku bahwa ia hanya menjadi korban framing.
Beri Klarifikasi
Atas hal tersebut, ia pun membuat sebuah video klarifikasi yang kemudian beredar di media sosial. Dalam video dengan durasi 2:03 detik itu, ia menjelaskan, bahwa cuitannya di media sosial telah dipotong dan sengaja diviralkan.
Menurutnya, cuitannya tersebut bukanlah pernyataan yang berdiri sendiri, melainkan sebuah balasan tweet Ustaz Tengku Zulkarnain.
“Izinkan kiai, kus, ustaz untuk menjelaskan kesalahpahaman tulisan saya di Twitter. Pertama-tama, komentar saya itu diviralkan dipotong tanpa konteks seolah-olah itu adalah pernyataan mandiri. Padahal itu cuitan jawaban saya ke Ustaz Tengku Zulkarnain yang sedang provokasi SARA, mengatakan minoritas di Indonesia arogan ke mayoritas.” katanya dalam video tersebut.
Selain itu, kata Abu Janda, sebagai seorang muslim, cuitannya itu merupakan otokritik terhadap kondisi internal Islam saat ini. Abu Janda mengatakan, Islam yang dimaksud adalah Islam Transnasional, seperti wahabi dan salafi yang berasal dari Arab Saudi dan arogan terhadap budaya lokal, bukan Islam Nusantara seperti NU dan Muhammadiyah.
“Jadi, karena itulah keluar kata ‘arogan’ di tulisan saya, karena saya menjawab tweet ustaz tengku tadi yang katakan minoritas di sini arogan ke mayoritas.”
“Yang kedua, komentar tersebut tentu saya bicara sebagai seorang muslim dalam konteks autokritik perihal masalah internal masalah Islam saat ini. Makanya di situ saya tulis Islam sebagai agama pendatang dari Arab. Jadi yang saya maksud adalah Islam transnasional seperti salafi-wahabi, yang memang pertama dari Arab.” lanjutnya.
Di akhir video klarifikasinya itu, Abu Janda meminta maaf jika ada kesalahpahaman atas cuitannya.
“Segitu saja, video singkat dari saya ini semoga bisa menjelaskan, mohon maaf jika ada kesalahpahaman, maklum jempol menulis saat debat panas, jadi keluarnya suka tidak sinkron. Sekali lagi saya mau ucapkan matursuwun kiai, gus, taz, mohon arahannya terus,” katanya.
Mengaku Menjadi Korban Framing
Melansir dari Kumparan, Abu Janda juga mengaku bahwa ia menjadi korban framing. Sebab menurutnya, masyarakat tidak melihat keutuhan twitenya, termasuk cuitan pertama Tengku Zulkarnain.
“Padahal lengkapnya menjawab twit provokasi SARA Tengku Zul, ‘minoritas di sini arogan ke mayoritas’. Makanya keluar kata arogan. Jadi saya korban framing keji,” tegas Abu Janda.
“Kalau twit Zul dihilangkan jadi out of context, lalu diviralkan. Akhirnya para kiai pun salah paham,” lanjutnya.
Terkait pelaporan terhadapnya terkait cuitan ‘Islam arogan’, Abu Janda memastikan akan memenuhi panggilan Bareskrim Polri pada Senin (1/2) besok.
“Ya [datang panggilan], saya klarifikasi bahwa twit saya diviralkan dipotong tanpa konteks,” tutup dia.
Baca Juga: KNPI Kembali Laporkan Abu Janda, Kali Ini soal ‘Islam Arogan’
Abu Janda dilaporkan Ketua Bidang Hukum DPP KNPI Medya Rischa soal cuitan ‘Islam arogan’ karena diduga sebagai ujaran SARA dan penistaan agama. Laporan tersebut tertuang dengan nomor B/0056
Ia juga sempat dilaporkan terkait adanya dugaan ujaran kebencian terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai. Dalam cuitanya, Abu Janda mempertanyakan apakah Natalius sudah berevolusi.