Ngelmu.co – Tokoh Papua Natalius Pigai menilai PKS sebagai penjaga tujuan bernegara, sekaligus partai yang paling Pancasilais. Pernyataan ini ia sampaikan saat menyambangi Fraksi PKS di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/3) lalu.
“Yang paling Pancasilais sebenarnya adalah PKS… PKS itu partai penjaga tujuan bernegara,” kata Pigai.
Awalnya, ia bicara soal opini publik yang menurutnya, selalu berpikir bahwa NKRI, Pancasila, dan UUD NRI 1945, ada ketika bangsa berpijak dan berbasis pada sekularisme, nasionalisme, patriotisme.
“Kelompok-kelompok yang sektarian itu tidak ada,” tutur eks Komisioner Komnas HAM itu.
“Tapi PKS mengingatkan, bahwa justru para kaum serban, janggut, dan kiai-kiai, ulama, profesor-profesor yang hebat, yang merancang bangun negara ini adalah orang Islam,” imbuhnya.
Bangsa ini, lanjut Pigai, berdiri karena adanya sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
“Jadi, PKS itu mengawal… pengawal sila pertama dan sila kelima. PKS itu mengawal sila nomor satu, Ketuhanan,” tegasnya.
“Jadi, mengejawantahkan sila kesatu, PKS adalah partai yang berada di beranda depan untuk mengimplementasikan,” sambung Pigai.
“Mewujud-nyatakan sila kesatu, karena yang paling Pancasilais, sebenarnya adalah PKS,” imbuhnya lagi.
Pigai, juga memandang PKS, sebagai salah satu partai mesin perubahan yang sedang mempertahankan kedigdayaan demokrasi.
“Hak asasi manusia, perdamaian, dan keadilan sosial. Keseimbangan terhadap potensi terjadinya penyalahgunaan kewenangan otoritas,” ujarnya.
Sebab, menurut Pigai, penguasa cenderung berpotensi melakukan kejahatan [power tends to corrupt, and will corrupts absolutely].
Namun, PKS senantiasa mengeblok, mengoreksi berbagai kebijakan, pun sikap kepemimpinan yang berpotensi melakukan penyalahgunaan kewenangan [abuse of power].
“Itu yang pertama, yang kedua, PKS tidak hanya sekadar partai massa, tapi partai aspiratif dari seluruh komponen bangsa,” kata Pigai.
PKS, lanjutnya, merangkul masyarakat dari Sabang sampai Merauke, Miangas sampai Pulau Rote. Agama dan suku apa pun.
“Ya, ini mematahkan [anggapan] bahwa PKS adalah partai eksklusif,” jelas Pigai.
“PKS itu secara substansial, tidak hanya secara simbolik, tapi secara substansial, PKS adalah partai untuk kita semua, termasuk partai untuk saya,” sambungnya.
Baca Juga: Soal Wacana PSI Interpelasi Anies: PKS Hingga PAN Tak Mendukung, PDIP Sebut Arogan
Itu juga alasan Pigai, menilai PKS sebagai partai yang responsif, kerap mengisi ruang-ruang kosong yang tidak terisi oleh negara.
“Kalau yang lain adalah bagian dari partisan yang menikmati kekuasaan, PKS mengoreksi kekurangan-kekurangan yang tidak diisi oleh negara,” nilainya.
Maka Pigai, menyebut PKS sebagai partai penjaga tujuan bernegara, sedangkan partai lainnya adalah penjaga tujuan pemerintah Jokowi [selama lima tahun].
“Jadi, mana yang lebih hebat? Penjaga tujuan bernegara, atau penjaga tujuan pemerintahan yang temporary [sementara]?,” tanya Pigai.
“Karena itu, saya menyampaikan terima kasih kepada partai penjaga tujuan bernegara. Terima kasih. PKS itu partai penjaga tujuan bernegara,” pungkasnya.
Pada Selasa (2/3) lalu, bersama sejumlah aktivis dari Papua, Pigai menyambangi Fraksi PKS DPR RI.
Ketua F-PKS DPR RI Jazuli Juwaini pun menerima aspirasi mereka, terkait persoalan Otonomi Khusus dan Pemekaran wilayah Papua.
Dalam kesempatan itu, Pigai juga meminta dukungan PKS agar Otsus Papua [berdasarkan UU 21 Tahun 2001] ditinjau kembali, atau bahkan dibekukan.
Pasalnya, pihaknya menilai, selama 20 tahun implementasinya, Otsus Papua tidak menyelesaikan masalah.
Selain kepada PKS, Pigai mengaku juga menyampaikan usulan tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).