Ngelmu.co – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira, menyalahkan PBSI [Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia] atas ‘terusir’-nya tim Indonesia dari gelanggang All England 2021.
“Kalau tahu bahwa menggunakan penerbangan reguler sangat berisiko pada penularan aturan COVID-19, seharusnya Tim Indonesia tidak menggunakan pesawat reguler.”
“Kalau memang dibutuhkan, pengurus atau tim ofisial seharusnya mencarter private jet [pesawat pribadi] untuk kontingen Indonesia.”
“Demi menghindari tertular, dan regulasi di Inggris, sebagaimana yang saat ini terjadi.”
Demikian pernyataan Andreas, mengutip Detik, Kamis (18/3) kemarin, yang kemudian mendapat respons dari dua atlet bulu tangkis Indonesia.
Mereka adalah Mohammad Ahsan [pemain ganda putra ‘The Daddies’ berpasangan dengan Hendra Setiawan], dan Leonardus Jonatan Christie [pemain tunggal putra].
Tanggapan pertama datang dari Ahsan [yang akrab disapa Babah] melalui Instagram Stories di akun pribadinya, @king.chayra.
Pasca memutuskan berkarier secara profesional, Ahsan dan Hendra, tentu harus menanggung sendiri semua biaya, setiap kali mengikuti turnamen.
Maka tak heran, ketika mendengar pernyataan Andreas, Ahsan pun merespons dengan, “Aku enggak sanggup bayar, Pak.”
Demikian tulisnya, sembari melampirkan hasil tangkapan layar dari berita yang berjudul, ‘Legislator PDIP Salahkan PBSI soal All England: Harusnya Carter Pesawat’.
Melihat Insta Story dari Ahsan, Jonatan (Jojo) pun menyahut, “Mohon bantuannya, Pak.”
Hingga akhirnya Ahsan, kembali membalas Insta Story Jojo dengan sepotong kalimat, “Nah, kalau begini aku setuju, Jo.”
Tak lama setelahnya, unggahan di akun Instagram Andreas, @andreaspareira, langsung memanen komentar dari warganet yang satu suara dengan Ahsan dan Jojo.
“Beliin pesawat saja, Pak, ‘kan Anda yang saranin,” kata @mas_ipan26.
“Kasih ongkosnya dong, Pak. Idenya benar-benar cemerlang deh, udah begini baru beride,” tulis @yudaperkasa.
“Carter pesawat paling berapa ‘kan, ya, Pak, murah. Biayain dong, Pak, ‘kan murah,” tutur @sidiq_aminnuddin.
“Please deh, Pak, jangan nyalahin. Kita semua lagi sedih, malah ditambah-tambahin,” ujar @lilis_mulyani17.
“Ongkosin dong. Gimana caranya,” sahut @abdullah_4li.
“Bantuin sediain pesawat dong, Pak, ‘kan bapak wakil rakyat Komisi X. Harusnya dibantu itu, jangan malah nyalahin atuh,” kata @arief_ekaa.
“Pak, bayarin pesawat jet, ya, buat next tournament Tim PBSI, ya,” ucap @giyanayura.
Baca Juga: Ingin Jadi Atlet Bulu Tangkis, Gadis Kecil ini Tak Tanggalkan Hijabnya
Sebelumnya, Andreas menyampaikan penilaiannya soal siapa yang salah dalam kisruh All England 2021 yang dialami Tim Indonesia.
“Pemain, tentu tidak bisa disalahkan. Regulasi di Inggris pun tidak bisa kita salahkan,”
“Ini terjadi, karena pengurus PBSI dan tim ofisial kita kurang memahami aturan-aturan internasional atau regulasi di negara tempat event internasional berlangsung.”
Bagi Andreas, Indonesia tidak dapat mengubah regulasi di negara orang, melainkan harus menyesuaikan, beradaptasi, jika ingin terjun ke arena olahraga internasional.
Tampaknya, lanjut Andreas, aspek itulah yang harus dipelajari serta diantisipasi, agar kasus tersingkirnya Tim Indonesia, tidak terulang lagi.
Ia juga menilai, seharusnya ofisial paham penerbangan reguler sangat berisiko terhadap aturan terkait penularan COVID-19.
Andreas pun menyayangkan, langkah ofisial yang tidak menerbangkan atlet dengan pesawat carter.
“Belajar dari event tenis internasional Australian Open, pemain-pemain profesional yang berpartisipasi dalam event tersebut, tidak mau mengambil risiko,” tuturnya.
“Kalau tidak menggunakan private jet, ya… datanglah lebih awal,” sambung Andreas.
“Sehingga, apabila terjadi kasus seperti yang saat ini terjadi di Inggris, pemain punya waktu untuk karantina mandiri,” pungkasnya.
Sebenarnya, apa yang terjadi dengan Tim Indonesia di All England 2021? Baca selengkapnya dalam utas yang ditulis oleh akun Twitter, @BadmintonTalk, berikut:
Analisis Kasus Tim Indonesia di All England 2021 – A Thread#YAE2021
— Badminton Talk (@BadmintonTalk) March 18, 2021
Melakukan double hit, umpire nggak melihat, tapi secara sportif mengakui kesalahan dgn menghentikan reli.
Sebuah aksi terbaik, di tengah pertandingan yang buruk, dan turnamen yang kacau. pic.twitter.com/1LKdLD54qz
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) March 18, 2021