Ngelmu.co – Bukan hanya masyarakat Indonesia yang mempertanyakan rencana pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
Aaron L Connelly yang merupakan pengamat politik Asia Tenggara dari The International Institute for Strategic Studies, juga demikian.
Semua berawal dari unggahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun Twitter resminya, @jokowi, Jumat (2/4) lalu.
Jokowi, membagikan video berdurasi 2 menit 7 detik yang menunjukkan rancangan Istana Negara karya seniman [pematung] Nyoman Nuarta.
“Salah satu usulan pradesain bangunan ikonik di ibu kota negara yang baru adalah Istana Negara karya Nyoman Nuarta.
Saya mengharapkan masukan dari Anda semua tentang pradesain.
Saya mengharapkan Istana Negara ini jadi kebanggaan bangsa, sekaligus mencerminkan kemajuan bangsa.
Dengan masukan-masukan itu nantinya, saya akan mengundang kembali para arsitek dan para ahli lainnya untuk melakukan pengkayaan pradesain menjadi basic desain Istana Negara.”
Dua twit tersebut yang kemudian mendapat komentar dari Connelly, “Presiden Jokowi terus menggembar-gemborkan rencana pembangunan IKN baru di Kalimantan.”
“Itu terlihat spektakuler. Namun, patut dipertanyakan, apakah Indonesia, mampu membayar proyek senilai US$32 miliar, pasca COVID-19?” sambungnya bertanya.
“Dan jika mampu, mengapa tidak lebih baik dihabiskan untuk meringankan masalah Ibu Kota saat ini,” imbuh @ConnellyAL, lagi.
Baca Juga: Dewan Arsitek Kritik Rancangan Ibu Kota Negara Baru
Lebih lanjut Connelly menilai, dengan pendanaan proyek yang telah habis [tahun ini], kemajuan berarti, secara realistis sulit tercapai [hingga masa jabatan Jokowi berakhir di 2024].
“Akankah pengganti Presiden Jokowi, benar-benar bertahan dengan proyek sebesar itu–yang sangat dekat dengan visi Jokowi?” tutur Connelly.
President Jokowi continues to tout plans to build a new national capital in Borneo. It looks spectacular. But worth asking whether Indonesia can afford the $32b USD project post-Covid—and if it can, why would not be better spent on alleviating the problems of the current capital. https://t.co/VkG1y2VhsT
— Aaron Connelly (@ConnellyAL) April 3, 2021
Sebelumnya, Jokowi juga mengunggah video yang sama di akun Instagram-nya.
Namun, terdapat keterangan lebih panjang pada unggahan tersebut yang isinya bernada pujian untuk Nyoman yang juga pendesain GWK [Garuda Wisnu Kencana], Bali.
“Usulan beliau sarat dengan filosofi lambang Burung Garuda sebagai pemersatu bangsa sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika.”
Jokowi juga menekankan, bahwa karya Nyoman merupakan salah satu masukan, usai Kementerian PUPR mengundang beberapa arsitek dan seniman [berkaitan dengan bangunan ikonik di IKN baru].
“Usulan ini, sekali lagi, masih pada tahap pradesain,” tegasnya.
Maka Jokowi berharap, lahir masukan dari berbagai kalangan mengenai pradesain Istana Negara tersebut.
“Saya menginginkan Istana Negara tidak hanya dikenang sebagai tempat Presiden bekerja atau menjadi simbol kebanggaan bangsa, tapi juga mencerminkan kemajuan bangsa.”
View this post on Instagram
Jika Presiden Jokowi memuji rancangan karya Nyoman, tidak demikian dengan berbagai lembaga profesional yang justru mengkritik.
Selengkapnya, baca di: Pradesain Istana Negara Ibu Kota Baru: Jokowi Memuji, Arsitek Mengkritik