Ngelmu.co – Atlet judo asal Aljazair, Fethi Nourine, memutuskan mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 yang akan bermain di kategori 73 kg putra. Ia menolak untuk menghadapi atlet asal Israel yakni Tohar Butbul.
Nourine akan menghadapi Butbul pada babak kedua. Duel tersebut digelar setelah melawan Abdalrasool asal Sudan di babak 64 besar. Namun, ia memilih untuk melewati laga tersebut, yang seharusnya berlangsung pada Senin (26/72021).
Sang pelatih, Amar Benikhlef, mengungkapkan rasa sial ketika hasil undian anak asunya bertemu atlet Israel. Menurutnya, keputusan mengundurkan diri adalah langkah yang tepat.
Ternyata, pengunduran diri dalam melawan Israel bukanlah kali pertamanya, sebelumnya ia pernah diperhadapkan dengan Butbul pada ajang Kejuaraan Dunia Judo 2019, yang juga berlangsung di Jepang.
Sejumlah Atlet Pernah Tolak Bertanding Melawan Israel
Tak hanya Nourine, sejumlah atlet lainnya dari berbagai cabang olahraga pun pernah menolak untuk tanding melawan Israel.
Dari cabang olahraga bulu tangkis, dua atlet asal Arab Saudi penah menolak bertanding melawan tim bulu tangkis Israel pada turnamen internasional di Ukraina pada 3 Agustus 2018 lalu. Bahkan, mereka juga menolak untuk berjabat tangan dengan para atlet tersebut.
Tak hanya itu, penolakan terhadap Israel ternyata pernah terjadi di cabang olahraga lainnya, seperti tenis. Di Piala Federasi tahun 2006 lalu, tim tenis Indonesia diketahui menolak untuk berhadapan dengan tim tenis Israel, di mana pertemuan kedua negara tersebut direncanakan berlangsung di Israel.
Namun, kala itu konflik antara Israel dan Palestina sedang memanas dan sebagai pihak yang mendukung penuh Palestina, tim tenis Indonesia menyatakan protes dengan tidak mau bermain di Israel.
Penolakan dari Tim Sepak Bola
Penolakan-penolakan tersebut juga pernah dilakukan oleh sejumlah tim sepak bola. Beberapa negara melarang timnasnya bertanding melawan Israel, meski hanya dalam sebuah laga persahabatan.
Turki
Turki merupakan negara pertama di dunia yang pernah menolak bertanding dengan Israel. Penolakan tersebut terjadi pada babak kualifikasi Piala Dunia 1958.
Kala itu, Turki dan Israel berada dalam satu grup. Kebetulan grup tersebut hanya diisi oleh kedua negara tersebut. Turki yang dikenal sebagai pendukung Palestina lantas menolak bertanding melawan Israel dan melepaskan Piala Dunia.
Indonesia
Langkah yang sama juga dilakukan oleh Indonesia, pada Piala Dunia 1958, Indonesia menolak bertanding mawalan Israel. Padahal, ketika itu sepak bola Indonesia tengah mengganas dan memiliki kesempatan besar untuk tampil di Piala Dunia.
Sikap penolakan tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap perjuangan warga Palestina terkait penjajahan yang dilakukan Israel. Terlebih, ketika itu, Presiden Soekarno tengah bersemngat menolak segala bentuk kolonialisme.
Namun, saat itu Indonesia harus menelan pil pahit. Lantaran, Indonesia mendapatkan sanksi berupa larangan bermain di semua laga internasional selama satu tahun serta denda sebesar US$28.000.
Mesir
Di Piala Dunia 1958, Indonesia dan Turki ternyata memiliki teman. Di mana timnas Mesir juga menolak bertanding melawan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina.
Mesir dan Israel harus saling bertemu karena berada dalam satu grup bersama Indonesia serta Sudan. Uniknya, ketiga negara dalam grup tersebut menolak bertanding melawan Israel, termasuk Sudan. Alhasil, Israel kembali lolos tanpa harus bertanding.
Iran
Selain beberapa negara di atas, Iran juga menentang keras para atletnya bertanding melawan Israel. Bahkan, sanksi keras pernah diberikan kepada dua pesepak bola Iran yang bermain untuk klub Yunani, Panionios yakni Masoud Shojaei dan Ehsan Hajasfi.
Argentina
Bahkan, penolakan juga pernah dilakukan oleh Argentima, di mana timnas Argentina pernah berencana menggelar laga persahabatan melawan Israel sebelum bergulirnya Piala Dunia 2018. Namun, rencana tersebut dibatalkan dengan mempertimbangkan kondisi politik yang mengundang kemarahan Palestina.
“Asosiasi Sepak Bola Argentina akhirnya menentukan keputusan yang tepat (dengan membatalkan laga persahabatan melawan Israel),” ujar penyerang Argentina, Gonzalo Higuain seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Daripada Lawan Israel, Pejudo Aljazair Lebih Pilih Tinggalkan Olimpiade
Sementara megabintang Argentina, Lionel Messi, punya alasan lain untuk tidak bertanding melawan Israel. “Sebagai duta Unicef, saya tidak bisa bermain melawan orang yang membunuh anak-anak Palestina yang tak bersalah. Kami harus membatalkannya karena kami mengutamakan kemanusiaan,” ujar Messi.