Ngelmu.co – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu, sadar betul jika jawaban buzzer soal tambahan utang negara, memang seragam.
Itu mengapa, ia kembali mencoba memberikan penjelasan, sekaligus mempersilakan para buzzer melanjutkan ‘amukan’.
Bagi Said, setidaknya, ada dua jawaban seragam BuzzeRp, tentang tambahan utang negara.
Pertama, mereka menyebut bahwa semua presiden, mencetak utang.
“Yes, enam presiden sebelumnya, akumulasi utang Rp2.700 triliun, yang sekarang, sendirian, menjadi sekitar Rp7.000 triliun,” jelas Said.
Kedua, para BuzzeRp membela penambahan utang, karena tujuannya untuk kesejahteraan rakyat.
Said pun kembali menjawab. “Bunga 6 hingga 7 persen yang rakyat harus bayar. Akan sejahtera?” tanyanya.
Maka melalui akun Twitter pribadi, @msaid_didu, Jumat (27/8) pagi, ia mempersilakan BuzzeRp untuk kembali mengamuk, jika tak nyaman dengan penjelasannya.
Sebelumnya, pada Kamis (26/8) kemarin, ia telah membahas soal besarnya bunga utang.
“Bayar bunga utang sangat besar, 2021 sekitar Rp370 triliun, 2022 sekitar Rp405 triiun,” tutur Said.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan penyebabnya, yakni pertama, karena utang sudah sangat besar. “Sekitar Rp7.000 triliun.”
“Bunga utang sangat tinggi, 6 hingga 7 persen,” imbuhnya.
“Utang, sebagian besar berupa Surat Utang Negara, yang bunganya harus dibayar tiap bulan. Semoga jelas,” papar Said.
Pada cuitan lainnya hari ini, Jumat (27/8), ia pun nampak heran. “Waktu ia katakan tidak akan ngutang, kalian tepuk tangan.”
“Saat ia menumpuk utang, kalian tepuk tangan, memuji,” sambung Said.
“Dan [kalian] bully orang yang mempermasalahkan beban utang yang dibuat olehnya. Kalian waras?” tanya Said.
Halaman selanjutnya >>>