Ngelmu.co – Para pengguna media sosial–Instagram, Twitter, pun Facebook–mengecam temuan petasan berbungkus lembaran Al-Qur’an, Ahad (12/9) kemarin.
Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Ziyad, bahkan menegaskan, peristiwa ini merupakan bentuk penghinaan, jika berangkat dari kesengajaan.
Kepolisian pun menyelidik, apa motif pembuat petasan menggunakan lembaran Al-Qur’an sebagai pembungkus.
Di sisi lain, penghinaan [penistaan] terhadap Al-Qur’an juga sudah berulang.
Tak heran jika kemarahan publik, khususnya umat Muslim, pun makin menjadi.
Sebab, sebelum ini, tercatat beberapa kepala juga lantang menghina Al-Qur’an.
Namun, sekarang, ke mana para penghina Al-Qur’an itu? Bagaimana kelanjutan kasus mereka?
Qiron
Kita mulai ulas dari kasus yang terjadi empat tahun lalu, melibatkan akun Facebook bernama Qiron Qiron.
Akibat berbagai unggahannya, akun tersebut terus memanen kecaman dari sesama pengguna Facebook.
Mengutip Faktual News, dari ribuan komentar, ada satu warganet yang mengatakan bahwa Qiron, hanya korban.
“Akun ini kena hacker, ia cuma korban, posting terdahulu tidak seperti itu, kok. Ia orang baik-baik.”
“Itu kerjaan hacker yang ingin adu domba agama kita,” demikian tulis pemilik akun Farah Pcy.
Sampai detik ini, tidak jelas siapa orang yang ada di balik akun tersebut, dan keberadaannya juga tak diketahui.
Halaman selanjutnya >>>