Ngelmu.co – Apa publik setuju dengan Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, yang menyebut berkah sebagai sisi positif pandemi Covid-19?
Jawabannya tidak. Setidaknya, demikian respons yang Ngelmu dapati di media sosial Twitter.
Keberatan muncul dari banyak pihak. Salah satunya dr Berlian Idriansyah Idris (Bili), yang bicara melalui akun pribadinya, @berlianidris.
“Pak Dirut @biofarmaID, kalau ngomong tolong hati nuraninya dipakai,” tutur dokter spesialis jantung dan pembuluh darah itu.
“Kayak enggak punya empati sama mereka yang jadi korban dan terdampak pandemi ini,” imbuhnya mengkritik.
Bukan hanya dr Bili, yang keberatan dengan cara Honesti, memandang sisi positif pandemi sebagai berkah.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN M Said Didu juga melayangkan protes lewat akun Twitter-nya, @msaid_didu.
“Bapak Menteri BUMN @erickthohir yth, apakah Dirut seperti ini sudah sesuai tagline BUMN yang bapak gelorakan, yaitu AKHLAK?” ujarnya.
“Covid adalah musibah kemanusiaan yang korbankan jutaan nyawa dan uang sangat besar,” sambungnya.
“Kok, Dirut BUMN katakan bahwa Covid-19 adalah berkah,” lanjut Said, menyayangkan.
Sementara bagi pengguna Twitter lainnya, yakni @zarazettirazr, berkah bagi Honesti adalah musibah baginya.
“Berkahmu adalah musibah bagiku. Teman-temanku banyak yang meninggal karena Covid,” ucapnya.
“Aku enggak bisa mudik dua tahun gara-gara Covid. Dapat salam dari Bu Tedjo, ‘Nuraninya itu dipakai toh, Pak’,” imbuhnya.
Melalui cuitan yang lain, Zara turut melampirkan hasil tangkapan layar dari data kematian akibat Covid-19 di Indonesia [hingga 7 Oktober 2021, mencapai 142 ribu orang meninggal].
— Zara 🐪 (@zarazettirazr) October 8, 2021
Sedangkan pemilik akun @gidry3, mengingatkan Honesti. “Punten, Pak.”
“Di saat banyak konspirator di luar sana yang bilang wabah ini didalangi big pharm dan sejenisnya, diksi begini malah bisa jadi pembenaran mereka, Pak,” tuturnya.
“Belum lagi perasaan mereka yang kehilangan banyak hal,” sambung yang bersangkutan, menyayangkan pernyataan Honesti.
Sebut Covid Berkah
Sebelumnya, mengutip Tempo, Honesti yang menganggap pandemi Covid-19 sebagai berkah, menjelaskan pandangannya tersebut.
“Saya pikir ini positifnya, berkah sebenarnya,” ujarnya, “karena kalau kita mau lihat sesuatu karya itu harus diuji.”
“Bagi saya, pandemi ini berkah,” jelas Honesti yang menjabat sejak September 2019, dalam sebuah acara daring, Kamis (7/10) lalu.
Adanya pandemi juga membuat perseroan mesti bergerak cepat, mendukung pemerintah menangani Covid-19.
“Di sisi lain, kami harus melakukan fungsi lain, bagaimana menata transformasi Bio Farma menjadi holding,” kata Honesti.
Pemerintah, sejak akhir 2019, memang menyiapkan Bio Farma, untuk menjadi perusahaan induk holding BUMN farmasi.
Pihaknya menaungi dua perusahaan lain, yakni Kimia Farma dan Indofarma.
Honesti, merasa dapat melihat banyak hal yang harus dibenahi dalam penataan holding, setelah munculnya Covid-19.
Pandemi juga memberi kejelasan prioritas yang perlu dilakukan, sehingga fungsi Bio Farma sebagai holding bisa benar-benar sesuai amanah pemegang saham.
Covid-19 juga membuat Honesti melihat, bahwa ketahanan kesehatan di Indonesia, masih rapuh.
Bahkan, ia mengatakan, kemandirian kesehatan Tanah Air–sebagai satu negara–juga rapuh.
“Tapi permasalahan ini tidak hanya dialami Indonesia, ketika pandemi,” jelasnya.
“Bahkan, negara besar pun merasakan banyak yang harus dibenahi,” beber Honesti.
Maka ia menilai, kolaborasi adalah hal yang sangat perlu, agar dapat bangkit dari pandemi. Situasi itu juga, menjadi dasar semua pihak untuk berbenah.
Honesti mengibaratkan pembenahan, khususnya di dalam Bio Farma, itu seperti membangun rel kereta api [rel terus ditambah dan dibangun, sementara keretanya tetap jalan].
“Kita harus melakukan fungsi dua-duanya,” tuturnya.
Baca Juga:
Apalagi, sambung Honesti, sebagai BUMN farmasi, Bio Farma punya dua fungsi, yakni sebagai agen pembangunan yang membantu pemerintah [dalam hal seperti saat ini].
Kedua, adalah fungsi BUMN untuk menciptakan nilai.
“Jadi, bagaimana membantu pemerintah mengatasi pandemi, dan paralel dengan melakukan penataan holding-nya,” kata Honesti.
“Untuk menghasilkan value yang akan membantu, tidak hanya BUMN, tapi ekonomi Indonesia keseluruhan,” jelasnya.