Ngelmu.co – Nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, sempat trending di media sosial Twitter, pada Rabu (1/12/2021) pagi.
Dari ribuan cuitan yang ada, warganet yang menyebut nama Dudung, tampak menanggapi berbagai pernyataan dari yang bersangkutan.
Salah satu yang paling menyita perhatian adalah ‘Tuhan kita bukan orang Arab’.
Semua berawal dari video yang terunggah di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Selasa (30/11/2021).
Pada kesempatan itu, Dudung membicarakan banyak hal dengan Deddy. Termasuk menceritakan bagaimana ia biasa berdoa, tiap kali selesai salat.
“Kalau saya berdoa, setelah salat, doa saya simpel, ‘Ya, Tuhan’, pakai bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita ‘kan bukan orang Arab. Saya pakai bahasa Indonesia…”
Demikian pernyataan Dudung yang terekam pada detik ke-39 di menit ke-62, dan disambut tawa lebar oleh Deddy.
Mendengar hal tersebut, warganet pun memberikan tanggapannya masing-masing.
“[Saya] Hanya mendengar tips soal agama, dari ahli agama,” tutur @zarazettirazr.
Pemilik akun @PutroJoyo18, juga tampak mengkritik Dudung. “Mau berdoa pakai bahasa Indonesia, terserah situ.”
“Tetapi bagi yang berdoa pakai bahasa Arab, mudah-mudahan situ enggak masalah ‘kan?,” sambungnya bertanya.
“Saya enggak pernah dengar ada ulama yang bilang Tuhan itu orang Arab,” imbuhnya menegaskan.
Pemilik akun @NTriandana, juga terlihat bingung. “Ini Pak Dudung, kenapa sih nyinggung masalah agama terus.”
“Bapak itu KSAD, bukan seksi bintal di tentara,” lanjutnya mengingatkan.
Meski demikian, ada juga yang merespons pernyataan Dudung dengan doa.
“Semoga mendapat hidayah. Bahwa di dunia tidak ada yang kekal, apalagi sebatas jabatan,” ujar @mdariusdah.
‘Tuhan kita bukan orang Arab’, bukan satu-satunya pernyataan Dudung yang berhasil menyita perhatian netizen.
‘Mendidih Darah Saya’
Sebab, kepada Deddy, ia juga mengungkapkan alasannya [saat masih menjabat sebagai Pangdam Jaya], mengerahkan prajurit TNI untuk menurunkan baliho Habib Rizieq Shihab (HRS), yang ada di sudut-sudut wilayah Jakarta.
“Saya masuk ke Kodam Jaya, itu baliho bergelimpangan. Nada-nadanya, seruan-seruan jihad. Revolusi akhlak, lah.”
“Sudah ada baliho disembah. Saya pelajari, apa ini,” kata Dudung kepada Deddy.
Lebih lanjut, sebelum mengambil keputusan, ia mengaku mempelajari video-video tentang apa saja yang dilakukan HRS selama ini.
“Saya lihat itu, beraninya sekali dia mengatakan pimpinan kita, presiden kita, dengan kata-kata yang tidak bagus, sebagai warga negara.”
“Mengganti nama presiden kita yang tidak benar. Mendidih darah saya kayak gitu itu, panas sudah,” jelas Dudung.
Ia juga mengaku, darahnya makin mendidih usai mendapat laporan, bahwa ada yang mendatangi Kantor Satpol PP di Jakarta Utara.
Pihak yang datang itu menyuruh Pol PP memasang kembali baliho dan spanduk yang telah diturunkan, sekitar pukul 23.00 WIB.
“Kan gendeng. Wah, tambah jadi [mendidih darah]. Memang mereka ini siapa?,” kata Dudung.
Maka itu ia memutuskan, bahwa negara harus hadir, karena potret ini akan berbahaya jika dibiarkan.
“Pol PP sudah ketakutan, didatangi, bawa parang, masa kita diam saja?”
“Akhirnya polisi, Kapolda waktu itu, saya dengan Pol PP, ya, polisi dulu, memang ‘kan kita sesuai prosedur.”
“Kapolda sampaikan ke gubernur, bahwa, ya, memang sudah meresahkan.”
“Akhirnya Pol PP, polisi, dibantu TNI, ada surat dari Wali Kota minta bantuan ke TNI kepada Dandim untuk menertibkan itu.”
“Ya, sama-sama dengan polisi,” jelas Dudung.
Tanya Balik Warganet
Warganet pun menanggapi pernyataan Dudung tersebut dengan tanya. “Memang si Dudung ini siapa?,” kata pemilik akun @bintangku206.
“Semoga orang ini tidak bisa menyebut kalimatullah waktu sakaratulmaut. Luar biasa bencinya terhadap ulama,” sambungnya.
Sementara @Boediantar4, lebih berharap, “Semoga darah Dudung juga mendidih.”
Demikian cuitnya, sembari mengunggah hasil tangkapan layar dari artikel berjudul ‘TPNPB-OPM: Besok, Bendera Bintang Kejora Berkibar di Kintan Jaya’.
Belum selesai. Masih ada pernyataan Dudung lainnya–saat berbincang dengan Deddy–yang membuat namanya menjadi trending di media sosial Twitter.
Ancam-mengancam
Dudung mengaku, meski banyak yang memujinya, banyak juga yang mencibir.
Namun, menurutnya itu adalah risiko sebagai seorang pemimpin, maka tidak perlu peduli dengan cibiran.
Tidak perlu juga gentar, walaupun banyak pihak yang mengancam.
Sebab, sepanjang pengalamannya menjadi seorang prajurit, Dudung merasa sudah bertemu dengan banyak karakter.
Salah satunya adalah prajurit yang banyak berkoar mengancam musuh, tetapi ketika berada di lingkaran perang justru ketakutan.
“Pemimpin itu cirinya satu, berani ambil keputusan. Kalau keputusan itu benar, berarti itu bagus.”
“Kalau salah, masih bagus… Jadi, kita enggak perlu lah ngumpat-ngumpat orang. Apalagi merasa tokoh agama, tapi mulutnya enggak sesuai.”
“Biasanya yang ngancam-ngancam gitu, penakut itu. Biasanya di tentara juga ada yang, wah, koar-koar, tapi kalau perang, takut dia,” kata Dudung.
Netizen Menjawab
Perhatian netizen mengarah kepada pernyataan Dudung, “Biasanya yang ngancam-ngancam gitu, penakut itu.”
Seperti @ArieKapuracca, yang bertanya. “Kalau beraninya sama warga sipil tak bersenjata, dan penakut dengan separatis bersenjata, itu namanya apa?”
“Kayaknya pengalaman pribadi bos nih, yaa,” kata @dennysagita2 kepada Dudung. “Jangan baper, ah.”
“Iya, Pak. Betul itu, si Dudung suka main ancam-ancam,” sahut @RochmadDjunaedi.
🙏 https://t.co/5MwyHCCkm3 pic.twitter.com/ZgW8dCAiaO
— Ganjar (@bagiwang) December 1, 2021
Soal Reuni 212
Kepada Deddy, Dudung juga menyampaikan bahwa TNI-Polri akan turun tangan, jika terjadi kekacauan di acara Reuni 212.
“Turun lah TNI. Pasti dengan polisi. Pasti polisi dengan TNI, polisi meminta bantuan, pasti,” tuturnya.
“Kita selama ini berkolaborasi dengan mereka. Kenapa kita harus takut sama itu [Reuni 212],” sambung Dudung.
Pengguna Twitter @ferizandra–yang mengaku pernah mengikuti acara reuni 212–pun berkomentar.
“Terus terang, saya enggak paham, kenapa KSAD Jenderal Dudung, mengatakan akan tegas pada Reuni 212,” ujarnya.
“Beberapa kali saya ikut Reuni 212, suasananya damai dan tertib. Kebersihan sangat dijaga. Bahkan, rumput pun aman, enggak diinjak-injak,” tegasnya.
Terus-terang saya gak paham kenapa KSAD Jenderal Dudung mengatakan akan tegas pada Reuni 212… 🤔
Beberapa kali saya ikut Reuni 212, suasananya damai & tertib… kebersihan sangat dijaga… bahkan rumput pun aman, gak diinjak2…#PutihkanJakarta212 pic.twitter.com/bQZtKEYLE0
— ferizandra (@ferizandra) November 30, 2021
“Negeri mayoritas Islam. Namun, Islam dikerdilkan di negeri ini,” timpal @HarrisRegar.
Baca Juga:
Terlepas dari respons warganet atas berbagai pernyataan Dudung, panitia menyebut akan menggelar reuni 212 di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Namun, soal pelaksanaan acara, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono bilang, Polri tidak bisa sembarangan menerbitkan izin keramaian.
Menurutnya, penerbitan izin harus meminta rekomendasi dari berbagai pihak, apalagi pandemi Covid-19 belum selesai.