Ngelmu.co – Betapa ringannya buzzer menyerang tim bulu tangkis putra Indonesia, yang sudah setengah mati berjuang membawa pulang Piala Thomas Cup; setelah 19 tahun berkelana.
Pada Senin (6/12/2021) kemarin, kelakuan buzzer membuat para pencinta badminton Tanah Air, geleng kepala.
‘Kode Keras’
Berawal dari kode yang disuarakan oleh pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Leonardus Jonatan Christie (Jojo).
Pada Kamis (2/12/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi), datang ke Bali International Convention Center yang berlokasi di Kabupaten Badung.
Ia menghampiri para atlet yang masih berada di Bali, karena BWF World Tour Finals 2021, belum usai.
Dari beberapa potret yang beredar di media sosial–khususnya Twitter dan Instagram–Jokowi tampak bermain dengan Jojo.
Sama seperti Jokowi, Jojo juga mengunggah foto-fotonya ketika bermain bulu tangkis bersama Presiden ke-7 RI itu.
Ia pun bilang, “Sebuah kehormatan bisa bermain bulu tangkis dengan orang nomor satu di Indonesia, Bapak Presiden Jokowi.”
Dengan senyum Jojo mengatakan, bahwa Jokowi dapat bermain bulu tangkis dengan cukup bagus.
“Sehat selalu untuk bapak dan sekeluarga,” tulis Jojo pada takarir unggahannya.
Di akhir tulisan itulah, Jojo memberi ‘kode keras’ yang sebenarnya mudah dimengerti–setidaknya oleh warganet.
“Jangan lupa juga untuk olaharga yang teratur, ya, Pak, dan …. βΊοΈπ,” tutup Jojo.
Di hari yang sama, Jumat (3/12/2021), melalui akun Twitter-nya, Jojo juga menyampaikan terima kasih.
Namun, bukan kepada pemerintah, melainkan untuk pengusaha beras, Billy Haryanto.
Sebab, Billy telah mengucurkan bonus sebesar Rp500 juta untuk tim bulu tangkis putra Indonesia; peraih Piala Thomas Cup 2020.
“Terima kasih Pak Billy, atas ‘apresiasi’ yang sangat luar biasa ini. Bahkan sudah cair langsung, dan enggak perlu ada gimmick-gimmick,” sentil Jojo.
Sebelumnya, Jojo juga menanggapi sebuah artikel berjudul ‘Juara Piala Thomas 2020 Dapat Bonus dari Pemerintah?’.
Ia bilang, “Terima kasih ‘apresiasi’-nya. Jadi ingat, dulu ada di salah satu scene film ‘King’, perkataan tentang ‘Piala itu isinya kosong’, dan ternyata sekarang pun dianggap seperti itu,” sindir Jojo.
Ia memang menjadi atlet yang paling keras menyuarakan kode-kode kepada pemerintah.
Namun, berbagai pihak menilai wajar, karena perjuangan tim Thomas Cup 2020 Indonesia, tidak main-main.
Buzzer Menyerang
Sayangnya, kode-kode Jojo, justru dibalas dengan serangan demi serangan dari buzzer.
Iya. Para pencinta bulu tangkis Tanah Air paham, bahwa #AtletHarusPaham adalah tanda pagar yang ‘dimainkan’ oleh buzzer.
Pasalnya, bunyi cuitan mereka senada, dan akun-akun yang menyuarakannya pun baru ‘menetas’.
“#AtletHarusPaham bahwa Menpora lagi nyewa buzzer untuk menutupi kesalahan-kesalahannya,” kata @bayuarisandee.
“Tapi badminton lovers Indonesia pintar, menggunakan hashtag untuk menyerang balik,” ledeknya kemudian.
Pemilik akun @dhanangrputro, juga mengingatkan. “Tidak semua suara netizen itu harus dilawan dengan buzzer sih @KEMENPORA_RI.”
“Masyarakat juga sudah tahu, kalau para atlet ini sudah mengharumkan nama Indonesia,” sambungnya.
“Enggak kayak pimpinannya situ, yang sukanya meremehkan sesuatu, bikin satu negara malu. Mbok sadharo,” sentilnya lagi.
Lalu, @dhanangrputro juga mengatakan, “Atlet berprestasi, ya, tinggal kasih apresiasi dong @KEMENPORA_RI.”
“Apalagi ini prestasi level dunia, urusannya bawa nama negara. Mosok gitu saja harus dikasih tahu?”
“Biar atlet yang fokus berjuang di lapangan, kalian @KEMENPORA_RI, tugasnya memberi #ApresiasiUntukAtlet,” tegasnya.
Pemilik akun @arangitam, bahkan sampai tertawa miris. “Ngakak banget lihat negera ini wkwk.”
“Orang capek-capek sudah mengharumkan nama bangsa ini, malah dihina, sampai bikin trending #AtletHarusPaham dan dibikinin meme, seolah mata duitan.”
“Piala Thomas yang 19 tahun enggak di tangan kita, dan balik lagi woii. Lu pikir ini piala bisa dibeli di toko mainan, hah?,” kritiknya keras.
Menurut warganet tersebut, wajar jika pemerintah memberikan bonus.
“Wajar dong… orang yang dibawa nama negara ini. Kalau bawa nama pribadi atau lembaga sendiri, barulah lu bisa bilang mereka mata duitan.”
“Punya otak, kok, enggak dipakai. Lawak banget, LOL,” tegurnya lagi.
Baca Juga:
- Indonesia Sabet Emas Thomas Cup Usai Sukses Taklukkan Cina 3-0
- Pernyataan PDIP soal Thomas Cup dan Jokowi Bikin Warganet Sebel
Baca Juga:
- Indonesia Mundur dari BWF World Championships 2021, Jurnalis Denmark Sentil PBSI
- Merah Putih Dilarang Berkibar Meski Indonesia Raya Terdengar, Kemenpora Wajib Muhasabah
Editor olahraga Jawa Pos, Ainur Rohman, juga berkomentar. “Cara-cara culas, memang harus dilawan!,” tegasnya.
Salah satunya caranya adalah melawan #AtletHarusPaham dengan #ApresiasiUntukAtlet.
“Kekuatan duit dan kekuasaan, pada akhirnya akan nyungsep di hadapan rasa cinta dan hati nurani,” tutur Ainur.
Kekuatan duit dan kekuasaan, pada akhirnya akan nyungsep di hadapan rasa cinta dan hati nurani. pic.twitter.com/f3K03Igzva
β A. Ainur Rohman (@ainurohman) December 6, 2021
Terlepas dari itu, ada ‘serangan’ buzzer terhadap atlet badminton Indonesia, yang salah sasaran.
Warganet pun tertawa dibuatnya. “Kurang briefing, wkwkwkw,” kata @urlilpana, sembari mengunggah apa yang ia maksud.
Ia membagikan hasil tangkapan layar dari twit salah satu buzzer, yang mengundang tawa.
Akun itu bernama @serutapiapa1; yang kini telah tiada. Buzzer itu mengetwit:
“Salah satu yang menyuarakan hal ini secara tersirat adalah atlet bulu tangkis tunggal putra, Jonatan Christie. #AteltHarusPaham.”
Namun, yang menggelitik adalah, buzzer tersebut justru menyertakan foto atlet ganda putra Indonesia, Fajar Alfian.
Itu mengapa akun @jobilly_10, juga tertawa. “Ada empat akun, semua baru dibuat Desember 2021.”
“Follower nyaris enggak punya, isi twit semuanya penuh hashtag memuji kinerja pemerintahan,” bebernya.
Di sisi lain, warganet @utijayanti, bertanya kepada Kemenpora. “Sudah lihat ini belum, ya?”
Ia bertanya sembari mengunggah hasil tangkapan layar berikut:
“Enggak cuma nyumbang prestasi, tapi juga berdonasi untuk Indonesia, #AtletHarusPaham,” tegasnya.
Alasan Billy Beri Bonus
Terlepas dari gerakan buzzer yang menyerang tim Thomas Cup 2020 Indonesia–khususnya Jojo–pengusaha beras, Billy, menjelaskan alasannya memberikan bonus.
Keputusan itu, kata Billy, merupakan bentuk rasa bangga terhadap prestasi atlet Tanah Air. Tidak ada motif lain.
Ia memberikan apresiasi tersebut, sebelum pemerintah memastikan adanya bonus untuk tim Thomas Cup 2020 Indonesia.
Berikut pernyataan Billy:
Piala Thomas tidak ada hadiahnya. Negara yang harusnya memberikan bonus atau hadiah.
Ini Piala Thomas ‘kan gengsinya tinggi sekali, seperti Piala Dunia di sepak bola. Nama Indonesia, jadi harum.
Mereka layak mendapatkan itu, tapi uang [Rp500 juta], sebenarnya tidak banyak, karena dibagi [tim].
Saya suka bulu tangkis, dan kenal secara personal anggota tim Thomas kita, termasuk Jojo.
Jadi, saya tidak ada motivasi lain, selain alasan itu. Negara kasih bonus atau tidak, itu urusan lain.
Saya hanya memperhatikan atlet-atlet kita, dan bangga atas prestasi mereka.
Demikian penuturan pemilik klub bulu tangkis di Sragen, Jawa Tengah, tersebut.
22 Jam 31 Menit, Berjuang!
Perjuangan tim Indonesia di Thomas Cup 2020, tidak mudah. Mereka adalah:
- Anthony Sinisuka Ginting (Ginting);
- Leonardus Jonatan Christie (Jojo);
- Shesar Hiren Rhustavito (Vito);
- Chico Aura Dwi Wardoyo (Chico);
- Marcus Fernaldi Gideon (Marcus);
- Kevin Sanjaya Sukamuljo (Kevin);
- Mohammad Ahsan (Babah);
- Hendra Setiawan (Hendra);
- Fajar Alfian (Fajar);
- Muhammad Rian Ardianto (Rian);
- Daniel Marthin (Daniel); dan
- Leo Rolly Carnando (Leo).
Total, waktu bermain mereka sejak fase grup hingga final, mencapai 1.351 menit alias 22 jam plus 31 menit.
Dengan rincian:
Fase Grup (A)
- 115 menit untuk menang 5-0 dari Algeria;
- 288 menit untuk menang 3-2 dari Thailand; dan
- 316 menit untuk menang 3-2 dari Taiwan.
Perempat Final
Tim Indonesia butuh 190 menit untuk menang 3-0 dari Malaysia.
Semifinal
Tim Indonesia butuh 239 menit untuk menang 3-1 dari Denmark.
Final
Tim Indonesia butuh 202 menit untuk mengalahkan Cina, 3-0, dan membawa pulang Piala Thomas Cup 2020.
Sementara total waktu bermain Cina sebagai runner up Piala Thomas 2020, hanya 1.131 menit.
Selama Thomas Cup 2020 berlangsung, satu pemain Indonesia, selalu bermain sejak fase grup hingga final.
Ia adalah Jojo, yang tercatat bermain enam kali, dengan hasil lima kali kemenangan.
Secara keseluruhan, total waktu bermain Jojo di Thomas Cup 2020 adalah 376 menit.
Pertandingan terpanjang yakni ketika menghadapi tunggal putra Denmark, Anders Antonsen.
Jojo tampil sebagai wakil ketiga tim Indonesia, dan harus berjuang selama 1 jam 40 menit untuk mengalahkan Antonsen.
Kata Jojo
“Seratus menit? Wow! Saya tidak bisa menjelaskan apa-apa,” tuturnya setelah pertandingan semifinal.
“Pertandingan terpanjang terakhir yang saya mainkan adalah menghadapi Chen Long [Cina] di Asian Games 2018 [90 menit],” kenangnya.
“Sekarang saya bertanding selama 100 menit. Jadi, itu adalah rekor baru saya,” ujar peraih medali emas Asian Games 2018 itu.
Di partai final, Jojo juga harus berjuang lewat tiga gim [82 menit] menghadapi tunggal putra Cina, Li Shi Feng.
“Saat memasuki gim ketiga, saya berkata kepada diri sendiri, ‘Ayo, bermain 100 menit lagi!’,” kata Jojo.
“Saya terus memotivasi diri sendiri. Pertandingan terakhir melawan Antonsen, membuat saya lebih percaya diri,” jelasnya.
“Saya sudah sangat siap jika harus bermain 120 menit [di partai final],” pungkas Jojo, mensyukuri kemenangan Indonesia atas Cina.