Ngelmu.co – Hampir tiga tahun berlalu, pascaterjadinya teror masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 15 Maret 2019 lalu.
Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern pun memberikan penghargaan kepada dua muslim pahlawan yang mengadang pelaku penembakan.
Mengutip Associated Press, pahlawan penerima penghargaan tertinggi itu adalah Naeem Rashid dan Abdul Aziz.
Aziz selamat, tetapi Rashid, harus kehilangan nyawanya dalam peristiwa teror tersebut.
Maka Ardern, menganugerahi medali ‘New Zealand Cross’, atas keberanian luar biasa Rashid dan Aziz, meski situasi begitu berbahaya.
Sebagai informasi, ini baru ketiga kalinya penghargaan ‘New Zealand Cross’ diberikan.
Medali tersebut bahkan setara dengan ‘Victoria Cross’, yang paling prestisius sekaligus tertinggi; biasanya diberikan oleh Ratu atau Raja Inggris.
Ardern bukan hanya memberi penghargaan untuk Rashid dan Aziz. Sebab, delapan orang lainnya juga menerima medali keberanian.
Di mana dua di antaranya merupakan anggota kepolisian yang menahan pelaku teror, Brenton Tarrant.
Menurut Ardern, tindakan berani para pahlawan itu mencegah tingginya jumlah korban jiwa dari aksi teror Tarrant.
“Keberanian yang ditunjukkan oleh warga Selandia Baru ini, sangat luar biasa dan altruistik.”
“Mereka mendapatkan kehormatan dan apresiasi tertinggi dari kami, atas tindakannya pada hari itu,” jelas Ardern.
15 Maret 2019
Pada 15 Maret 2019, Tarrant, dengan keji dan biadab, menembaki jemaah salat Jumat di Masjid Al Noor, Christchurch.
Tidak berhenti di sana. Ia berpindah dan melanjutkan aksinya ke Masjid Linwood.
Bahkan, Tarrant menyiarkan secara langsung aksi pembunuhannya melalui media sosial.
Seluruh korban incaran Tarrant adalah muslim. Termasuk anak-anak dan mereka yang telah lanjut usia.
Di saat Tarrant menjalankan teror kejinya, Rashid berada di Masjid Al Noor, dan langsung berlari menyerang pelaku.
Namun, si pengecut itu melawan dengan tembakan, hingga Rashid, tewas.
Tarrant juga membunuh Talha yang merupakan anak Rashid, di lokasi.
Meski kehilangan nyawa, keberanian Rashid, berhasil membuat Tarrant lengah, dan sejumlah jemaah berhasil kabur menyelamatkan diri.
Baca Juga:
Sementara Aziz, menantang Tarrant di Masjid Linwood. Ia melempari pelaku biadab itu dengan sebuah mesin kartu kredit.
Aziz juga mencoba membawa Tarrant keluar, menuju lapangan parkir mobil.
Di situlah, Aziz mengambil satu senapan kosong tidak berpeluru yang dibuang oleh Tarrant.
Akhirnya, Tarrant melarikan diri, karena takut senapan tersebut berpeluru.
Pada 2020, Tarrant pun menerima vonis hukuman penjara seumur hidup, atas tindakannya yang keji dan tidak berperikemanusiaan.
Bagi Selandia Baru, penjatuhan hukuman seumur hidup tersebut adalah yang pertama kali.