Ngelmu.co – Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, bukan bentuk kebebasan berekspresi.
Ia menyampaikan ketegasan tersebut dalam konferensi pers tahunannya, Kamis (23/12/2021), sebagaimana Ngelmu kutip dari kantor berita Rusia, TASS.
“[Penghinaan terhadap Nabi Muhammad] adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci para muslim,” tutur Putin.
Lebih lanjut, ia juga mengkritik majalah Prancis, Charlie Hebdo, yang pada September 2020 lalu, kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
Putin menyebut tindakan semacam itu justru dapat membangkitkan pembalasan dari kelompok ekstremis.
Mengenai kebebasan artistik, Putin mengingatkan bahwa hal tersebut tetap memiliki batasan, serta tidak boleh melanggar kebebasan lainnya.
Mendapati pernyataan ini, Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan, memberikan apresiasi.
“Saya menyambut baik pernyataan Presiden Putin, yang menegaskan kembali pesan saya, bahwa menghina Nabi Muhammad bukanlah ‘kebebasan berekspresi’.”
Demikian tuturnya melalui akun Twitter resmi, @ImranKhanPTI, Jumat, 24 Desember 2021 lalu.
“Kami muslim, khususnya para pemimpin muslim, harus menyebarkan pesan ini kepada para pemimpin dunia nonmuslim, untuk melawan Islamofobia,” sambung Khan.
Begitu juga dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi.
Ia pun menyambut baik pernyataan Putin. “Menghina Nabi Muhammad memang merupakan pelanggaran kebebasan beragama, dan jauh dari kebebasan berekspresi.”
Baca Juga:
Jauh sebelum ini–pada Kamis, 29 Oktober 2020 lalu–Juru Bicara Kremlin [Rusia] Dmitry Peskov, juga menyampaikan penegasan.
Di saat Prancis ‘merawat’ Charlie Hebdo, Rusia justru menekankan jika negaranya tidak akan pernah memberi izin kepada media semacam itu.
“Keberadaan media semacam itu sama sekali tidak mungkin di negara kita. Termasuk dari segi peraturan perundang-undangan saat ini,” tegas Peskov.
“Sebagian Rusia adalah negara muslim. Ada hampir 20 juta muslim, meski tentu saja, agama fundamental kami, Kristen,” jelasnya.
“Keunikan negara kita justru pada multi-etnis serta multi-religiusnya,” imbuhnya.
“Semua (penganut) agama, hidup dengan saling menghormati satu sama lain,” sambungnya lagi.
Pernyataan Peskov, muncul setelah Charlie Hebdo kembali menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.
Belum lagi penilaian Presiden Prancis Emmanuel Macron, terhadap agama Islam dan umat muslim.
Kedua hal itu jelas memicu kemarahan muslim dunia, hingga mengakibatkan pemboikotan terhadap produk-produk asal Prancis.
Macron bahkan membiarkan pembuatan kartun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ia juga membolehkan untuk menampilkannya secara luas, dengan dalih melindungi hak kebebasan berekspresi.
“Anda harus memahami tugas saya sekarang, yakni melakukan dua hal… untuk menenangkan kondisi, dan juga melindungi hak-hak ini [hak berekspresi bagi para pencipta kartun].”
Macron, juga mengatakan, “Saya akan selalu membela kebebasan negara saya, untuk menulis, berpikir, menggambar.”