Ngelmu.co – Warganet menanggapi pernyataan pihak Masjid Istiqlal Jakarta yang menyatakan siap untuk tutup sementara guna menghambat penyebaran Covid-19, khususnya varian Omicron.
Dari berbagai media sosial, warganet paling keras menyuarakan protes mereka melalui Twitter.
Salah satunya, @albab_syarif yang mengetwit, “Ya, salam. Kemarin banyak yang berkerumun biasa saja.”
Pemilik akun @ebonbntstr, juga tampak bingung. “Presidennya Islam. Wapresnya Islam, gelar kiai malah. Jajaran penguasanya, mayoritas Islam.”
“Tapi selalu ada pembatasan untuk kegiatan ibadah umat Islam. Kalian ada masalah apa sih?” sambungnya bertanya.
Sementara bagi pengguna Twitter @AyahSyafar, “Rakyat ini kayak keluar masuk lorong waktu. Sesaat lihat kerumunan barongsai dan bagi-bagi kaos.”
Begitu juga dengan tanggapan akun @DSXL3. “Yang ramai bagi-bagi kaos, yang ramai di mal nonton barongsai.”
“Eh, yang ditutup Masjid Istiqlal. Ya, Allah ya Rabb. Mayoritas muslim, tapi tertindas,” imbuhnya miris.
Akun @basoamir pun tampak tidak habis pikir mengenai kabar ini. Pasalnya, “Bandara dibuka untuk sambut wisatawan asing,” ujarnya.
Akun Twitter @AcehSelatanSatu juga mengetwit. “Takut benar. Benar-benar takut.”
“Pak presiden saja buat kerumunan di sekitar Danau Toba, aman dan bahagia,” lanjutnya ‘menyentil’.
Itu mengapa @mounth_july bertanya, “Ngapain ditutup segala? Di luar sana orang-orang sengaja berkerumun. Tempat ibadah malah ditutup.”
Di sisi lain, ada juga warganet yang merespons kabar ini dengan ajakan.
“Mari ramaikan masjid-masjid wilayah RT, dengan datangnya bulan Ramadan,” tutur @Joniamboen.
Baca Juga:
Sebelumnya, saat ditemui di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/2/2022) lalu, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar, bicara.
Bahwa jajarannya tengah menunggu arahan dari pemerintah pusat, sembari terus mengingatkan masyarakat, khususnya umat Islam, untuk meningkatkan protokol kesehatan.
Menurut Kiai Nasaruddin, vaksinasi massal adalah senjata terakhir pemerintah, dalam melawan pandemi.
“Kita ikut dari pemerintah, kalau perintahnya tutup, ya, tutup. Kalau belum, ya, belum, tapi tetap dibatasi, jangan sampai over,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kiai Nasaruddin melaporkan, bahwa selama ini pihaknya telah menggelar kegiatan secara Hybrid.
Hal itu adalah bentuk mematuhi imbauan Satgas Covid-19, sekaligus demi keselamatan jemaah yang hadir.
Kiai Nasaruddin yang membayangkan betapa berat bagi umat muslim meninggalkan ibadah di masjid, berdoa, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir.
“Jadi, kami ikut protokol pemerintah. Kalau misalnya keputusan pemerintah tutup masjid, ya, kita tutup.”
“Karena hal-hal seperti itu pemerintah lebih tahu,” pungkas Kiai Nasaruddin.