Ngelmu.co – Ada pesan untuk para menteri–yang katanya–ingin maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Pesan ini berangkat dari pernyataan Panda Nababan yang merupakan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Ia bilang, “Presiden Jokowi, yang saya dengar cerita, ia sudah tanya Airlangga [Menko Perekonomian], mau maju enggak jadi presiden.”
Menurut Panda, Airlangga menjawab, “Maju,” tuturnya pada Rabu (13/4/2022), seperti Ngelmu kutip dari Detik.
Presiden Joko Widodo, lanjutnya, juga menanyakan hal yang sama kepada Menteri BUMN Erick Thohir.
Begitu pun dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Ketua DPR RI Puan Maharani.
“[Jokowi] Tanya Sandiaga Uno, Sandiaga Uno bilang maju. Tanya Erick, maju. Ia tanya Puan, maju,” beber Panda.
Tidak terkecuali kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Jokowi juga bertanya.
“Tanya Prabowo, [Prabowo jawab] ‘Kalau ada izin bapak’,” tutur Panda.
Itu mengapa ia yakin dengan sikap Jokowi. Pernyataan para menteri menjadi pertanda, bahwa Pemilu 2024, tidak akan ditunda.
Apalagi menurut Panda, Jokowi juga telah menegaskan jika pemilu, tetap berlangsung pada 14 Februari 2024 mendatang.
Pesan untuk Para Menteri yang Mau Nyapres
Merespons pengakuan para menteri, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, bersuara.
Ia mendesak para menteri yang berniat maju sebagai capres untuk mundur.
“Secara etika dan pembelajaran publik, bagus mundur. Secara etika,” ujar Mardani, Kamis (14/4/2022) kemarin.
Ia menyampaikan, bahwa keinginan untuk maju sebagai capres menjadi hak tiap orang.
Namun, Mardani juga mengingatkan jika tugas seorang menteri tidak-lah mudah.
“Hak para menteri untuk maju capres, tapi pecah konsentrasi. Urus kementerian bukan perkara mudah,” tegasnya.
Baca Juga:
Lebih lanjut, anggota Komisi II DPR itu juga mengingatkan, bagaimana kondisi masyarakat saat ini.
Menurutnya, Jokowi butuh pembantu yang fokus mengurus urusan rakyat.
“Kondisi rakyat yang berat dan geopolitik global yang berubah pasca-serangan Rusia ke Ukraina, dan pandemi, bukan urusan ringan.”
“Pak Jokowi perlu pembantu yang fokus urus rakyat,” kata Mardani.
“Urusan perpanjangan tetap harus diwaspadai, karena politic is the art of impossibility. Politik itu seni ketidakmungkinan,” imbuhnya.
‘Sebaiknya Mundur’
Sekretaris Fraksi Partai NasDem DPR RI Saan Mustopa, juga demikian.
Ia mendesak mundur para menteri yang hendak maju sebagai capres di 2024.
“Itu hak mereka untuk menyatakan maju capres di 2024, tapi yang paling penting, niat mereka untuk maju di 2024 itu tidak mengganggu kinerja mereka secara utuh,” ucap Saan.
Ia menilai, konsentrasi para menteri yang ingin maju sebagai capres, akan terpecah dan menjadi mengganggu kinerja pemerintah.
“Kalau memang mereka sudah serius maju di 2024, tentu untuk mempertimbangkan diri untuk mundur, itu ‘kan menjadi hal yang penting.”
“Supaya mereka fokus dan tidak mengganggu kinerja pemerintah secara keseluruhan,” sebut Saan.
“Bukan hanya kinerja dirinya, tapi juga akan mengganggu kinerja pemerintah secara keseluruhan,” sambung pimpinan Komisi II DPR RI tersebut.
Selama ini, lanjut Saan, pejabat yang mau maju kontestasi, biasanya melepas jabatan terlebih dahulu.
“Kalau memang sudah men-declare mereka maju, ya, sebaiknya mundur saja.”
“Untuk konsentrasi menyiapkan diri lebih maksimal, untuk menghadapi pen-capres-an,” kata Saan.
“[Dan] tentu tidak mengganggu kinerja pemerintahan Pak Jokowi secara umum,” tutupnya.