Ngelmu.co – Pemerintah Singapura tidak membolehkan Ustaz Abdul Somad (UAS), masuk ke negaranya, karena telah menetapkan yang bersangkutan sebagai pihak NTL [not to land].
Informasi tersebut berasal dari Immigration and Checkpoints Authority (ICA) atau otoritas Keimigrasian Singapura.
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Singapura Suryo Pratomo, yang menyampaikan kabar itu.
“Beliau tidak dideportasi, tetapi tidak mendapatkan izin masuk ke Singapura. Sehingga diminta untuk kembali.”
Berikut pernyataan Suryo; yang Ngelmu dapat:
Kalau alasannya yang tepat, mungkin ditanyakan kepada Kedubes Singapura di Jakarta, karena mereka yang lebih berhak menjelaskan alasannya.
ICA hanya menjelaskan, pihaknya menetapkan not to land, ketika UAS, tiba dari Batam.
Karena ditetapkan NTL, diminta untuk kembali Ke Batam. Rombonganya bertujuh.
Informasi yang saya dapatkan dari ICA, UAS tidak diizinkan untuk masuk Singapura.
Karena tidak memenuhi kriteria warga asing berkunjung ke Singapura.
Jadi, tidak dideportasi, karena beliau belum masuk Singapura.
Respons PKS
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pun merespons kabar pendeportasian UAS oleh pihak Singapura.
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, bilang, “Negara Singapura ini merasa dirinya besar.”
“Indonesia tidak dianggap sebagai mitra strategisnya. Sesukanya memperlakukan tokoh se-kaliber UAS,” sambungnya.
“Jika se-kaliber UAS, diperlakukan seperti itu, apalagi rakyat kecil?” imbuhnya lagi.
Maka atas peristiwa tersebut, Syahrul mendesak pemerintah untuk segera memanggil Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar.
“Kalau perlu, pemerintah Singapura melalui Dubes Singapura, minta maaf,” tegasnya.
Tidak sampai di situ. Melalui akun Instagram pribadinya, @syahrulaidimaazat, ia juga bicara.
Berikut pernyataan Syahrul, yang Ngelmu kutip pada Selasa (17/5/2022):
UAS adalah warga Indonesia, terhormat. Seorang ulama besar dan intelektual.
Seorang anak melayu yang bergelar Datuk Sri Ulama Setia Negara.
Singapura merasa dirinya besar, bangsa Indonesia, tidak dianggap sebagai mitra strategisnya.
Sehingga sesukanya memperlakukan tokoh se-kaliber UAS.
Jika se-kaliber UAS, diperlakukan seperti itu, apalagi rakyat kecil.
Jasa Indonesia terhadap Singapura, sangat besar. Singapura harus pandai menjaga adab dan etika berbangsa dan bernegara.
Kejadian ini adalah sebentuk penghinaan terhadap kami, bangsa Indonesia.
Saya selaku anggota DPR RI Fraksi PKS, mendesak pemerintah Singapura, untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada bangsa Indonesia, atas kejadian ini.
View this post on Instagram
Baca Juga:
Sebelumnya, UAS dan keluarga, tiba di Batam pada Senin (16/5/2022), pukul 10.10 WIB.
Lalu, pada pukul 13.30 WIB, mereka sampai di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura.
Sang istri, Ustazah Fatimah–beserta keluarga sahabat UAS–telah lebih dahulu selesai menjalani proses imigrasi.
Mereka duduk di depan tempat pengambilan bagasi, sembari menunggu UAS; yang masih dalam proses keimigrasian di Pelabuhan Tanah Merah.
Namun, pukul 18.10 waktu Singapura, UAS harus kembali meninggalkan Pelabuhan Tanah Merah, menuju Pelabuhan Batam Center.
Simak penjelasan lengkap dari UAS, di sini:
@ngelmuco #Singapura mendeportasi #UstadzAbdulSomad atau yang akrab disapa #UAS , pada Senin (16/5/2022).”Info bahwa saya dideportasi dari #imigrasi S ♬ Astaghfirullah (Robbal Baroya) – Islamic Qasidah