Ngelmu.co – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, mengaku jika sebelum wafat, Buya Ahmad Syafii Maarif, sempat berpesan kepadanya.
Ada dua pesan yang ia dapat langsung dari Buya.
Pertama, Buya Syafii mengingatkan, agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam.
Kedua, Buya Syafii juga meminta untuk melakukan doa bersama.
“Tidak biasanya. Buya itu ‘kan orangnya santai, gitu,” tutur Haedar, seperti Ngelmu kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
“Biarpun kami selalu, ketika menjenguk orang sakit, kewajiban kami mendoakan,” sambungnya.
“Beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau, sehingga kami berdoa bersama beliau,” imbuhnya lagi.
Haedar mengaku, menyaksikan air mata Buya Syafii, berlinang.
“Dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini tuh saya ber-WhatsApp,” ujarnya.
“Beliau [Buya Syafii] menjawab, bahwa sudah menerima keadaan ini dengan pasrah,” lanjut Haedar.
“Dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping,” ucapnya lagi.
Baca Juga:
- Innalillahi, Buya Syafii Maarif Wafat
- Muhammadiyah Pinta Warga Tak Kirim Karangan Bunga untuk Buya Syafii
Haedar mengaku, hari ini ia berencana bertolak ke Bandung.
Namun, dalam perjalanan, ia mendapat telepon dari Direktur PKU Muhammadiyah Gamping, bahwa kondisi Buya Syafii, kritis.
Mendengar kabar itu, Haedar pun memutar arah ke Yogyakarta, dan langsung menuju RS PKU Muhammadiyah Gamping.
“Sempat sekitar setengah jam menemani beliau, sampai beliau dipanggil Allah,” kata Haedar.
“Karena itu kami, Muhammadiyah dan bangsa Indonesia, tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi,” sambungnya.
“[Buya] Milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan, dan melampaui,” imbuhnya lagi.
Buya Syafii, kata Haedar, sudah hampir sebulan menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.
Sebelumnya, Buya sempat kembali ke rumah, tetapi kemudian kembali masuk rumah sakit, dua pekan lalu.
“Jumat lalu, saya juga sempat menemani di sini. Semalam, sebenarnya beliau, ya, masih baik,” sebut Haedar.
“Tetapi kondisi pernapasannya… terkait jantung, lalu ditangani oleh dokter,” lanjutnya.
“Tadi pagi, sekitar jam 6.30 WIB, masih bisa berkomunikasi, sarapan pagi seperlunya,” sambungnya lagi.
“Tapi sekitar 7.30 WIB, beliau kritis, sampai jam 10.15 WIB,” jelas Haedar.
Penanganan yang dilakukan oleh tim dokter, sudah maksimal. Bahkan, berkoordinasi dengan tim dokter kepresidenan, sejak beberapa hari lalu.
Itu dilakukan atas instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penanganan di RS PKU Muhammadiyah Gamping pun dipandang sangat lengkap, serta mencukupi; sehingga terintegrasi ke tim dokter juga.
“Tiga hari yang lalu, saya ke sini juga, beliau masih bisa ngobrol dengan bagus, tetapi memang pernapasannya berat,” tutup Haedar.