Ngelmu.co – Nupur Sharma adalah seorang politikus India, yang menjabat sebagai juru bicara dari partai penguasa; Partai Bharatiya Janata (BJP).
Namanya menjadi bahan perbincangan, setelah ia terang-terangan menghina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Sharman tidak sendirian. Kepala Operasi Media BJP Delhi, Naveen Kumar Jindal, juga berulah.
Melalui cuitan di media sosial Twitter, ia juga melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ulah mereka itulah yang kemudian membuat keduanya memanen kecaman dari dunia. Tidak terkecuali politikus Indonesia.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, menegaskan, bahwa dalam konteks apa pun, perilaku Sharma dan Kumar, tidak dapat diterima.
“Para pejabat politik di India, harus sadar, hinaan ini telah melukai seluruh umat Islam di dunia. Seluruhnya, tanpa kecuali.”
“Perkataan yang merendahkan junjungan umat Islam, ini sama sekali tidak dapat diterima.”
“Dan PKS, menyesalkan, belum ada tindakan tegas dari pemerintah India, dalam persoalan ini.”
Demikian tutur Syaikhu, seperti Ngelmu kutip pada Senin, 6 Juni 2022.
Baca Juga:
- Dunia Kecam Politisi India yang Telah Hina Rasulullah
- Pemerintah Karnataka India Sebut Jilbab Bukan Praktik Keagamaan yang Penting
Sejauh ini, BJP baru sekadar menskors keduanya, tanpa batas waktu tertentu.
Syaikhu menyayangkan hal tersebut, karena luka yang ditimbulkan oleh kedua politisi itu, jelas tidak akan mudah disembuhkan.
“Kami mendorong tindakan dan hukuman yang lebih tegas dari pemerintah India, terhadap dua politisi ini.”
“Hal itu [penghinaan terhadap Rasulullah] disampaikan oleh pejabat politik yang memiliki pengaruh, sehingga berbahaya terhadap kondisi kerukunan antaragama,” tegas Syaikhu.
Itu mengapa ia yang juga anggota Komisi I DPR RI, akan meminta secara resmi Kementerian Luar Negeri RI, untuk bersikap.
Salah satunya dengan mengirimkan nota protes terhadap tindakan dua politisi India, yang telah melukai hati umat Islam dunia.
“Sebagai perwakilan seluruh umat Islam di Indonesia, pemerintah RI, harus bersikap tegas, dengan mengirimkan nota protes kepada pemerintah India.”
“Sikap ini perlu di-ke-tengah-kan, karena umat Islam Indonesia, juga termasuk yang terluka dengan penghinaan ini.”
“Perlu ada tindakan tegas, agar hal serupa tidak lagi terulang di masa depan, dengan alasan kebebasan bicara, atau memang justru tindakan Islamofobia yang disuburkan.”
Syaikhu juga mengingatkan, agar India, memiliki catatan dalam kebijakan yang mendiskriminasi umat Islam.
Sebab, sebelumnya dunia juga menyoroti larangan penggunaan hijab bagi mahasiswi di India.
Larangan itu jelas melanggar hak serta kewajiban muslimah untuk mengenakan hijab, sebagaimana beragama makhluk beragama Islam.
“Lahirnya kerukunan dan perdamaian dunia yang dicita-citakan Indonesia, syaratnya adalah saling menghormati dan tidak mengusik keyakinan umat beragama.”
“Apalagi yang menyangkut prinsip, salah satunya tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
“Stop, Islamofobia! Sebab, kebencian tanpa dasar akan terus memunculkan gejolak,” pungkas Syaikhu.