Ngelmu.co – Hanya yang tidak memahami agama, yang menuduh agama sebagai biang perpecahan.
Bila tidak paham agama, bisa jadi ia memiliki niatan buruk, ketika memandang agama sebagai sumber intoleransi ataupun membuat ketegangan…
Yang saya temukan justru sebaliknya, Islam memberikan saya kesempatan dan pengajaran untuk memuliakan dan mencinta orang tua.
Andai bukan karena Islam, sulit bagi saya bisa bareng Papi, sharing dalam satu forum seperti yang teman-teman saksikan…
Islam justru mengajarkan kepada saya, untuk lebih menghargai orang tua.
Bahkan, tidak mengeraskan suara kepada mereka, atau bahkan berperilaku yang tidak menyenangkan, atau membuat mereka tidak nyaman, meskipun saya yakin saya benar.
Sebelum muncul kaum yang sok toleran dan paling NKRI, Papi menunjukkan bagaimana cara jadi orang tua yang mencoba paham…
Dan Islam mengajarkan saya untuk fleksibel serta respek kepada keyakinan lain, dengan tetap berpegang pada prinsip Islam…
Karena bagi Papi, apa pun kata orang, baginya masalah yang lebih besar adalah ketika ada orang terjebak narkoba, atau pelecehan perempuan, maling uang negara, dan sebagainya.
Bukan tuduhan radikalisme atau ekstremisme.
Jadi suka lucu, kalau ada mereka yang suka menuduh orang lain intoleran, merasa paling NKRI…
Sementara partainya sarang maling, organisasinya jadi tempat koruptor, teman-temannya mabuk, koleganya tertangkap pelecehan, amanah dikhianati, janji-janji tidak ada yang dipenuhi…
Yang paling lucu, teriak-teriak toleransi ke agama lain, sementara dengan saudara seagama saja tidak membuka pintu diskusi.
Melainkan hanya persekusi, fitnah, dan tuduhan?
Pokoknya, selain mereka, salah. Selain mereka, sesat.
Jadi, intoleransi seperti apa yang mereka maksud?
Indonesia seperti apa yang mau diwujudkan?
Peradaban apa yang mau ditawarkan?
Saya dan Papi yang beda agama, bisa santai mengobrol dengan canda dan tawa…
Oleh: Ustaz Felix Siauw
Baca Juga: