Ngelmu.co – Kemenangan Muhammad Umar Faruq (Gus Faruq), dalam Pilkades Narukan, Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menjadi bukti bahwa uang tidak laku.
Maksudnya?
Jadi, setelah Gus Faruq resmi dinyatakan terpilih sebagai Kades Narukan (2022-2028), warga mengaraknya sembari meneriakkan, “Duit ora payu [duit enggak laku]!”
Arak-arakan yang terekam kamera pun kemudian viral di berbagai media sosial, seperti Twitter.
@ngelmuco #GusFaruq resmi memenangkan Pilkades #Narukan. Warga yang antusias pun mengaraknya sembari meneriakkan #DuitOraPayu ♬ Breaking News Background Music (Basic A)(1001538) – LEOPARD
Adik sepupu dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) itu berhasil memperoleh 709 suara sah dari Pilkades yang digelar pada Ahad (2/10/2022) kemarin.
Adapun sang lawan–yang merupakan petahana–Hanik Setiyawati, hanya mengumpulkan 330 suara.
Terpisah, Gus Baha juga telah membenarkan video yang mengarak kemenangan adik sepupunya.
Menurutnya, potret itu menjadi bukti sikap warga yang tidak butuh uang untuk memilih Gus Faruq.
Masyarakat lebih menginginkan perubahan daripada hanya sekadar mendapat uang sesaat.
“Memang kami ini, sejak awal tidak punya kemampuan secara logistik,” tutur pihaknya, Senin (3/10/2022).
“Tapi kami punya kekuatan interaksi sosial kepada masyarakat, yang sudah terbangun sejak buyut-buyut saya.”
Menurut pihaknya, ini juga merupakan ajaran keluarganya.
Baca Juga:
Gus Faruq, mengaku maju di Pilkades 2022-2028, atas dorongan masyarakat yang mengharapkan perubahan.
“Kami katakan kepada masyarakat, kalau ingin perubahan, ini bukan menjadi tanggung jawab keluarga, tapi menjadi tanggung jawab bersama.”
“Alhamdulillah, luar biasa antusiasme masyarakat dalam mendukung adik kami,” jelas KH Zaimul Umam (Gus Umam).
Ia juga menyayangkan, jika masih ada kontestan politik yang menganggap masyarakat serba pragmatis juga kapitalis.
“Lawan adalah kades petahana. Memang masih pola pikirnya melihat masyarakat, dianggap semua pragmatis, kapitalis…”
“Memilih figur publik secara transaksional, bukan melihat kualitas kepribadian dan keteladanan. Itu mungkin yang dipakai.”
Gus Umam yang juga tokoh ulama setempat, menyampaikan bahwa Pilkades Narukan, berjalan relatif aman dan kondusif.
“Ya, karena kulturnya pesantren. Jadi, relatif masyarakat bisa terkendali.”
“Sehingga bisa menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani masing-masing,” kata Gus Umam.
“Terima kasih masyarakat Narukan yang telah menggunakan hak pilihnya kepada adik Umar Faruq, dan menjaga pilkades untuk tetap kondusif dan nyaman.”
“Semoga amanah yang diberikan kepada adik kami, bisa diemban dengan baik, sesuai harapan masyarakat Narukan.”
“Mari kita jaga kerukunan dan ketenteraman, serta semangat kembali untuk membangun desa Narukan,” tutup Gus Umam.