Ngelmu.co – Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, terhitung aktif di media sosial; khususnya Twitter.
Melalui akun pribadinya, @cholilnafis, ia mengomentari kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Rizaldi Nugraha Gumilar (Ical), terhadap remaja perempuan berusia 12 tahun.
“Yang begini, harusnya dihukum maksimal, dan yang menyembunyikan juga harus diproses hukum.”
Demikian tulis dosen UIN Syarif Hadayatullah dan Universitas Indonesia itu, Selasa (25/10/2022) kemarin.
Mendapati pernyataan tersebut, pemilik akun @fainsonie, bertanya:
“Kalau yang ini gimana, Kiai? Komisaris BUMN, lo,” tanya Soni kepada Kiai Cholil.
Salah satu Rais Syuriyah PBNU 2022-2027 itu pun menjawab:
“Yang gini, orang yang nafsuan politik. Politik itu, ya, bertanding saja secara wajar dan bagaimana bisa mendapat pendukung.”
“Semua orang punya mau dan keinginan, asal tidak melanggar hukum dan kesopanan, ya, tanding secara fair saja.”
Pada Ahad (23/10/2022) lalu, cuitan Komisaris Independen PT Pelni Kristia (Dede) Budhyarto, kembali mencipta kegaduhan:
“Memilih capres jangan sembrono, apalagi memilih capres yang didukung kelompok radikal yang suka mengkafir-kafirkan, pengasong khilaf*ck anti-Pancasila, gerombolan yang melarang pendirian rumah ibadah minoritas.”
Warganet Merespons:
“Wuis, opini gue damai banget, twit gue sangat Pancasilais banget, dan sangat menyatukan NKRI,” sentil @andhikatsu.
“Sampah, ditaruh di mana pun akan tetap sampah, enggak intelek, blass. Mendingan urusi tugas utamamu jadi pejabat BUMN, supaya profit,” tegur @MamiekGono.
“Terminologi agama Islam ‘khilafah’ dilecehkan bapak ini jadi ‘khilaf*ck’. Tahu ‘kan yang suka melecehkan agama Islam dari pendukung mana?” tutur @apriadisofyan.
“Bangs*t kau, memelesetkan kata khilafah, kata suci dan penuh makna baik di agama Islam. Beginikah anak buah Anda Pak @erickthohir @KemenBUMN. Bagaimana ini Kiai @cholilnafis? Manusia ini sudah menghina ajaran Islam,” ujar @Heru_Catur.
“Hati-hati, jangan pilih capres yang suka nonton film porno, berbahaya,” kata @syams_weld.
“Milih capres memang harus hati-hati, agar tidak terulang lagi adanya bagi-bagi jabatan seenaknya ke relawannya, apalagi yang cuma modal jadi buzzeRp yang juga rekam jejaknya cuma sebagai penjual jam tangan KW alias jam palsu, dan suka merusak keharmonisan antar-sesama anak bangsa,” ucap @Andi_ZaKi.
“Demokrasi menata perbedaan menjadi harmoni. Panduannya keadilan dan adab. Pejabat publik itu ada standar etikanya. Jika ini dibiarkan, berarti orang ini memang disuruh untuk berlaku sprt ini. Tentu saja ini menjadikan demokrasi mundur jauh ke belakang,” kata @ImanTaufiq_13.
Baca Juga:
Namun, alih-alih meminta maaf atas cuitannya yang menyertakan kata khilaf*ck, Dede justru kembali mengetwit:
Dikit-dikit penista, dikit penista, cuma itu senjatanya buat jatuhin orang yang dibenci, ndak kreatif. 😀
Kalian itu gerombolan yang hidupnya nista, setelah kalah dua kali Pilpres.
Entar lebih nista lagi kalah tiga kali, karena dukung mantan gubernur terburuk sepanjang sejarah DKI. 🤪
Jauh sebelum ini, Dede sudah berulang kali memicu kegaduhan. Mulai dari pernyataannya soal imigran Yaman, hingga terkait kajian Ramadan.
Selengkapnya, baca di sini…