Ngelmu.co – Sabtu, 1 Oktober 2022, Indonesia berduka. Ratusan nyawa penduduknya melayang akibat Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Pemrosesan kasusnya masih panjang.
Selain kehilangan orang-orang terkasih yang begitu nyata, perhatian juga tidak bisa lepas dari ratusan korban terluka.
Cahayu Nur Dewata (15), salah satunya.
Satu bulan berlalu. Meski kondisinya mulai membaik, tetapi ingatan Ayu, belum kembali sempurna.
Ayu masih kesulitan mengingat beberapa hal dengan baik.
“Ingatannya seperti putus nyambung, kadang ingat, kadang lupa,” tutur sang ayah, Dian Sabastianto, di rumahnya, Jalan Pulau Galang Nomor 2, Malang, Kamis (3/11/2022).
Tragedi Kanjuruhan, meninggalkan trauma bagi Ayu.
Sebab, sampai detik ini, ia masih sering merasa tidak nyaman jika bertemu dengan banyak orang.
@ngelmuco Jumlah korban meninggal dalam #TragediKanjuruhan, #Malang, bertambah menjadi 133 jiwa. Teranyar adalah Andi Setiawan (33), yang wafat pada pukul 13.20 WIB, setelah 17 hari dirawat. Direktur RSUD Saiful Anwar Malang, yakni dr Kohar Hari Santoso, membenarkan kabar duka ini. “Dirawat di ICU, dari awal tanggal kejadian,” tuturnya. Dunia tahu, total korban Tragedi #Kanjuruhan menyentuh 708 orang: 133 meninggal, 575 lainnya terluka. Kuburan ratusan korban jiwa itu jelas masih basah, korban luka-luka juga masih #trauma. Namun, mengapa Presiden #FIFA Giovanni Vincenzo Infantino dan Ketua Umum #PSSI Mochamad Iriawan (Iwan Bule), tampak bahagia? Bahkan, Iwan yang seharusnya menjalani pemeriksaan di Mapolda Jawa Timur, Selasa (18/10/2022) kemarin, justru asyik bermain bola dengan #Infantino di Stadion Madya, #Senayan, Jakarta. Pantaskah? Kalaupun hasrat untuk bermain #FunFootball ♬ Seperti Rahim Ibu (From “Mata Najwa”) – Efek Rumah Kaca
Menurut sang ayah, kondisi ini berbeda jauh, mengingat dahulu Ayu adalah anak yang mudah bergaul.
Ayu merupakan sosok yang ceria, pemberani, dan mudah berbaur di lingkungan baru.
Baca Juga:
Namun, sekarang? Ayu bahkan masih meminta sang ibu untuk menemaninya tidur.
Ayu mengaku masih sering teringat dengan sahabat yang tewas saat Tragedi Kanjuruhan.
“[Ayu] ke mana-mana masih didampingi ibunya, tidur juga sama ibunya. Ia masih teringat sahabatnya yang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan.”
“Untuk saat ini, ia lebih nyaman di rumah dulu,” jelas Dian.
Pertimbangan itu juga yang membuat keluarga, belum kembali membawa Ayu untuk berobat ke rumah sakit.
@ngelmuco Suprapti Fauzi menjadi pengingat, bahwa ‘sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga’. Di awal #TragediKanjuruhan, #Malang, rekaman suara Prapti, #viral di media sosial. Ia yang berlagak menjadi penjual dawet di #StadionKanjuruhan, mendiskreditkan #Aremania. Prapti menyebut, banyak korban tewas di Tragedi Kanjuruhan, berbau alkohol. Namun, tidak butuh waktu lama, terungkap jika ibu-ibu itu bukanlah penjual dawet, melainkan Prapti; eks pengurus #PSI #JawaTimur ♬ News3 News Business VP(856793) – Kei
Menurut sang ayah, putrinya menjalani pengobatan alternatif dan akupunktur untuk memulihkan cedera di kepala; karena pendarahan otak.
Sebelumnya, Ayu juga sempat mengalami koma selama tiga hari.
Walaupun mata Ayu yang sebelumnya berwarna merah pekat, kini mulai membaik.
“Kontrol pertama di RS Panti Nirmala, untuk poli matanya sama Dokkes Polres Malang, karena kalau ke RSUD Kanjuruhan, kejauhan.”
“Kontrol kedua, enggak dijadwalkan, tapi tiap hari pakai obat tetes mata,” tutur sang ayah.
Meski demikian, Ayu kini mulai berlatih berjalan kembali.
“Keseimbangan badannya sudah bagus, sudah dua pekan bisa berjalan.”
“Sebelumnya, ia bisa jalan, tapi sebentar saja, karena merasa pusing. Sekarang [sudah] enggak,” ujar sang ayah.
View this post on Instagram
Kini, Ayu juga menjalani fisioterapi untuk memulihkan kondisi tangan kanannya yang masih sedikit mati rasa.
“Sekarang masih lemas, tapi sudah agak mendingan daripada kondisi awal [sudah bisa menggenggam],” akuan Ayu.
Baca Juga:
Sebelumnya, pada 12 Oktober lalu, sang ibu, Nurul Laily Trilestari, menceritakan hasil pemeriksaan medis anaknya.
Ayu mengalami pendarahan di otak yang diduga akibat terinjak-injak saat Tragedi Kanjuruhan.
“Koma 3 hari [di RSUD Kanjuruhan], sekarang sudah agak mendingan, tapi belum ingat semua anaknya,” kata Nurul, Rabu (12/10/2022).
Pada saat itu, Ayu juga tidak dapat mengingat skor akhir laga Arema vs Persebaya yang ia tonton langsung di stadion.
Di saat ibunya memperlihatkan foto-foto masa kecil, Ayu baru mengingat momen waktu SD dan TK.
“Kalau kejadian yang baru-baru, ia belum ingat. Baru [ingat] yang waktu SD, TK, itu,” jelas Nurul.
Di pejabat RSUD Kanjuruhan, berkunjung, Ayu juga gelisah dan berteriak histeris.
“Suka ngomong sendiri, mengigau, mungkin masih terbayang-bayang. Sempat itu ada kunjungan pejabat datang, ia teriak,” ucap Nurul.
@ngelmuco #AdeArmando turut mengomentari tr4g3d! #Kanjuruhan ♬ Gugur Bunga – Jaya Suprana
Adapun Ayu, berhasil ditemukan usai Tragedi Kanjuruhan, melalui media sosial Facebook.
“Ada orang yang menolong, katanya [Ayu] terinjak-injak, ketemunya di RS Wava Husada.”
“Anak saya nomor satu lihat dari postingan Facebook, terus langsung ke Kanjuruhan,” ungkap Nurul, kala itu.
View this post on Instagram
Tragedi Kanjuruhan meninggalkan luka, duka, dan trauma.
Terlebih bagi mereka yang berada di lokasi pada Sabtu, 1 Oktober 2022, malam itu.
Nanang Efendy, salah satunya.
Pemilik kios di dekat pintu 10; Stadion Kanjuruhan, ingat betul bagaimana kejadian 1 Oktober 2022.
Sebab, tokonya menjadi tempat penampungan sementara korban tragedi.
Selengkapnya: