Ngelmu.co – Sebenarnya, seperti apa lika-liku persoalan anggota polisi Medan, Sumatra Utara, yang mengajak komplotannya untuk menyerang rumah sakit?
Kronologi
Semua berawal dari Bripda Tito I Tampubolon.
Tito punya pacar bernama Debby Hutapea, yang statusnya merupakan mahasiswi Universitas Negeri Medan (Unimed).
Sebelum keributan terjadi, Debby mengajak Tito untuk menenggak minuman keras di High5 Bar & Lounge, Jl Abdullah Lubis, Merdeka, Medan Baru, Medan.
Diantar Andreas Pangaribuan–temannya–Tito pun memenuhi ajakan Debby; tanpa izin komandan di Dit Samapta Polda Sumut.
Sampai di lokasi, Tito dan Debby mabuk bersama.
Debby tidak sendiri. Ia bersama temannya yang juga mahasiswi Unimed, Iten dan Ayu J Tambunan.
Diketahui, Ayu adalah perawat di Rumah Sakit (RS) Bandung, Mistar, Sei Putih Barat, Medan Petisah, Medan.
Setelah mabuk berat, mereka beranjak ke Hotel OYO di Jalan Gajah Mada, Medan.
Tito satu kamar dengan Debby, sementara Iten dan Ayu, berada di kamar sebelah.
Tito mengeklaim, karena Iten dan Ayu, mabuk, maka ia mengunci pintu kamar mereka.
Namun, Ayu merasa disekap. Itu mengapa ia menghubungi temannya–sekuriti RS Bandung–Brema.
Brema yang langsung bergerak, kemudian mengajak rekannya, Wanda Winata.
Singkat cerita, Brema dan Wanda yang tiba di Hotel OYO, berusaha membuka pintu kamar Ayu.
Di situlah keributan terjadi antara Brema, Wanda, dan Tito.
Alih-alih mereda, keributan malah berlanjut ke RS Bandung.
Tito yang baru lulus sebagai polisi, menghubungi teman-temannya untuk menyerang RS Bandung.
Akibatnya, Wanda pun bonyok gegara dikeroyok.
Teman Tito, yakni Bripda Ikhsan Siregar, sempat memamerkan baju dinasnya.
Dari situlah, terungkap identitas Tito dan teman-temannya yang mengeroyok Wanda.
Terdapat 8 polisi berpangkat Bripda yang menyerang RS Bandung pada Ahad (6/11/2022) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.
Berikut nama-nama mereka yang Ngelmu kutip dari Tribun:
-
- Tito I Tampubolon
- M Fariz Alfasha Dalimunthe
- Daniel Sitompul
- Adil Sidabutar
- Josua Hutagaol
- Yogi Nainggolan
- Ikhsan Siregar
- Ahmad Ridho Pohan
@ngelmuco Tercatat 8 polisi #Medan, #SumatraUtara, berpangkat Bripda, menger0yok seorang perawat #RSBandung ♬ News – Synthezx
Mabuk-mabukan
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, membenarkan, bahwa awalnya, Tito, Debby, Iten, dan Ayu, mabuk bersama.
“Berawal dari empat orang yang sama-sama berteman dan saling mengenal, mereka nongkrong di salah satu kafe, dan meminum alkohol.”
“Setelah itu, pukul 4 Subuh, mereka menuju hotel, memesan dua kamar,” tutur Hadi.
“Karena Iten dan Ayu, mabuk, agar tidak ribut keluar kamar, mereka dikunci dari luar oleh Tito,” sambungnya, Senin (7/11/2022).
“Tetapi Ayu, marah dan menelepon kawan-kawannya, yakni sekuriti RS Bandung, dan perawat atas nama Wanda Winata.”
“Terjadi cekcok mulut dengan Tito,” jelas Hadi.
Akibat cekcok mulut tersebut, Tito kemudian mengajak enam temannya untuk menuju RS Bandung, dan menganiaya Wanda.
“Dari cekcok mulut Tito dengan beberapa sekuriti dan salah seorang perawat, Wanda Winata, di salah satu hotel…”
“Pukul 5 pagi, Tito bersama enam temannya, dan satu warga sipil, mendatangi RS Bandung.”
“Tito langsung menunjuk Wanda Winata. Secara spontan, enam orang teman Tito memukuli Wanda Winata, hingga mengalami lebam di wajah,” ujar Hadi.
“Kemudian sekitar pukul 6 pagi, datang kembali ke RS Bandung, sekitar tujuh orang, yang salah satunya memakai seragam dinas polisi.”
“[Mereka] menanyakan, siapa sekuriti yang sudah menghina kawannya, tetapi dijawab oleh beberpa warga tidak tahu, mereka [akhirnya] membubarkan diri,” ucap Hadi.
‘Tidak Ada Penyekapan’
Lebih lanjut, Hadi juga menegaskan bahwa dalam peristiwa ini tidak ada penyekapan.
“Mereka, empat orang itu, berteman baik satu sama lainnya,” kata Hadi.
Adapun saat ini, penyidik masih mengumpulkan beberapa alat bukti; yang salah satunya adalah rekaman CCTV.
Lima orang anggota polisi juga telah diamankan.
“Atas perintah Kapolda Sumut, oknum personel Polri yang terlibat, segera diproses dan ditindak tegas,” sebut Hadi.
Hadi juga mengaku langsung menuju RS Bandung–bersama Kapolrestabes Medan–setelah menerima informasi keributan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan Informasi secara utuh, sekaligus menindaklanjutinya.
Sejauh ini, Polrestabes Medan dan Propam Polda Sumut telah memeriksa beberapa anggota Polri yang terlibat.
“Ada lebih dari lima orang yang sudah diklarifikasi penyidik Polrestabes Medan dan Propam Polda Sumut,” kata Hadi.
RS Milik Politikus PDIP
RS Bandung adalah milik Bendahara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumut Meriahta Sitepu.
Anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDIP, Rudy Hermanto, membenarkan penyerangan yang terjadi di RS Bandung.
“Subuh, kami mendapatkan kabar, adanya penyerangan sekelompok oknum gerombolan manusia yang mendatangi rumah sakit ini, mengganggu dan memukuli.”
Terdapat juga video yang memperlihatkan Rudy, tengah bersama sejumlah orang yang diduga menjadi korban penyerangan.
“Adik ini saksi, pegawai atau paramedis. Saya dengar, ada juga dokter yang dipukuli,” ucap Rudy.
“Pada situasi yang sangat menyeramkan atau situasi perang sekalipun, rumah sakit adalah tempat yang tidak boleh dilakukan penyerangan oleh siapa pun. Perang sekalipun!” tegas Rudy.
Baca Juga:
Sebelumnya, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, membenarkan bahwa penyerangan terjadi dua kali.
“Diduga penganiayaan dilakukan oleh delapan orang. Kita dalami CCTV dan keterangan saksi.”
“Selanjutnya, ada serangan kedua yang melibatkan lebih banyak orang lagi,” kata Valentino, mengutip CNN Indonesia.
“Akan saya tangkap semuanya. Ini sudah disampaikan oleh Kapolda Sumut, langsung.”
“Akan kita ungkap. Siapa pun pelakunya, akan juga dibawa ke Polrestabes Medan,” tutup Valentino.