Ngelmu.co – Petugas pembersih sampah di Perum Citra I Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Wahridin (63), memberikan kesaksian.
Ia bicara tentang satu keluarga yang ditemukan tewas dalam rumah pada Kamis (10/11/2022) lalu.
Sebab, sampai hari ini, misteri kematian Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Dian (42), dan Budyanto Gunawan (69), belum benar-benar terpecahkan.
Pertanyaan paling dasar adalah motif apa yang ada di balik kematian satu keluarga tersebut.
Wahridin mengaku sudah 30 tahun mengangkut sampah di Perum Citra I Extension, Kalideres.
Namun, ia jarang melihat keluarga Rudy, berinteraksi dengan warga setempat.
“Masih hidup mah pernah [lihat], cuma ketemu saja, enggak mengobrol,” tutur Wahridin, Kamis (17/11/2022).
Ia berinteraksi dengan keluarga Rudy, hanya sebatas pembayaran iuran sampah.
“Waktu itu, selagi masih hidup, [keluarga tersebut hanya] menyangkutkan [sampah] di situ, di besi, disangkut,” ujar Wahridin.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa keluarga Rudy, menunggak iuran sampah. “Sudah enam bulan enggak bayar.”
“[Biasanya] bapaknya langsung panggil saya, ‘Nih, Pak’, langsung kasih Rp30 ribu, langsung masuk [rumah lagi],” jelas Wahridin.
Seperti warga lainnya, Wahridin juga mengira bahwa keluarga Rudy, sudah pindah.
Pasalnya, ia mengaku tidak pernah lagi melihat aktivitas dari rumah tersebut.
“Waktu kita bersihin belakang… ‘kan tiga bulan sekali, pertama, dipanggil-panggil enggak menyahut…”
“Saya juga bingung, apa pindah, apa kagak,” beber Wahridin.
Baca Juga:
Penjelasan Wahridin senada dengan temuan baru polisi di kasus tewasnya keluarga Rudy.
“Dalam TKP, [Rabu, 16 November] sore, kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam [rumah]…”
“Jadi, bisa kita asumsikan, sementara. Nanti ahli yang akan menjelaskan, kenapa, kok, buang sampahnya di dalam rumah, tidak keluar.”
Demikian penjelasan Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di TKP, Rabu, 16 November 2022.
“Kita juga melibatkan tim digital forensic, dan ternyata, ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan…”
“Salah satunya terkait motif. Kita bisa patahkan beberapa motif, kita masih perlu pendalaman lagi,” tutur Hengki.
Namun, Hengki juga belum mau menjelaskan secara detail, motif apa yang sudah terpatahkan.
Sebab, pihaknya belum sampai pada tahap kesimpulan.
Meskipun dari pemeriksaan digital forensik tersebut, pihaknya mendapatkan petunjuk yang sangat penting.
“Artinya, banyak sekali temuan daripada metode penyelidikan yang kami laksanakan…”
“Banyak berkontribusi dari digital forensic untuk memberikan petunjuk yang sangat penting,” kata Hengki.
“Kedokteran forensik juga seperti itu, laboratorium forensik, ya, terkait DNA dan sebagainya, juga memberikan petunjuk yang penting,” pungkasnya.