Ngelmu.co – Rentetan kejanggalan atas kematian satu keluarga di Perum Citra I Extension, Kalideres, Jakarta Barat, terus bermunculan.
Belum terungkapnya kasus secara tuntas, membuat masyarakat luas turut menyoroti.
Teranyar, keluarga tersebut diketahui hidup bersama mayat Renny Margaretha (68), yang disebut tewas lebih dahulu.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, bicara soal anak Margaretha, Dian Febbyana (42).
Menurut Hengki, Dian masih memberikan susu dan juga menyisir rambut ibunya yang telah jadi mayat.
Pihak kepolisian mendapat keterangan itu dari pegawai koperasi simpan pinjam.
Pegawai koperasi simpan pinjam, sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai datang untuk menyurvei rumah tersebut.
Sebab, salah satu penghuni, yakni Budiyanto Gunawan (69), berencana menggadaikan sertifikatnya.
Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator, mencium bau tidak sedap sekaligus mencurigakan.
Baca Juga:
Terlepas dari itu, pegawai koperasi meminta kepada Budyanto untuk dipertemukan dengan Margaretha.
Pasalnya, sertifikat rumah itu tercatat atas nama Margaretha.
Namun, saat itu, Dian berdalih tidak menyalakan lampu, karena ibunya sedang tidur.
Merasa curiga, salah seorang pegawai pun menyalakan senter dari ponselnya secara sembunyi-sembunyi, dan mendapati Margaretha, sudah jadi mayat.
Namun, Dian mengaku masih meminumi ibunya susu, dan juga menyisir rambut jenazah Margaretha yang mulai rontok.
Awalnya, saksi berencana melapor ke polisi, tetapi Budiyanto–adik ipar Margaretha–melarang.
Saat itu, keberadaan suami Margaretha, Rudyanto Gunawan (71), tidak jelas.
“[Rudyanto] Tidak terlihat, hanya Dian, Margaretha, dan Budiyanto,” ujar Hengki yang menyebut pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah tersebut pada 13 Mei 2022.
Di kesempatan yang sama, pegawai koperasi juga mengaku melihat Dian, menangis di kamar; bersama Margaretha yang sudah terbujur kaku di kasur.
“Si Dian menangis, dan menganggap bahwa ibunya tetap hidup. Setiap hari dikasih minum susu, dimandikan,” kata Hengki.
“Perilaku itu yang sedang kami teliti, diteliti oleh psikolog forensik,” sambungnya.
Meski demikian, pihak kepolisian belum menemukan alasan Budyanto, berupaya menggadaikan sertifikat rumah yang bukan miliknya.
Lebih lanjut, polisi mendapati kejanggalan lain, yakni dua dari empat anggota keluarga di rumah itu, saling berkirim pesan lewat ponsel.
Menurut Hengki, pesan-pesan tersebut banyak mengandung kata-kata emosi yang bersifat negatif.
“Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut,” jelas Hengki.
Sampai saat ini tim forensik masih mendalami temuan pesan dalam ponsel itu.
“Jadi, belum dapat disimpulkan, lagi di analisis tim ahli dari psikologi forensik,” ucap Hengki.
Baca Juga:
Sekilas informasi, pada 10 November 2022 lalu, satu keluarga ditemukan tewas ‘mengering’ dalam sebuah di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres.
Empat jenazah yang telah membusuk, pertama kali ditemukan oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tidak sedap di sekitar lokasi.
Rudyanto ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur kamar belakang.
Margaretha ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.
Di lantai kamar tersebut juga ditemukan jasad sang anak, yakni Dian.
Sementara Budyanto, ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.
Pihak kepolisian menduga, keempatnya meninggal dalam waktu yang berbeda; rentang dua pekan.
Tidak ada tanda kekerasan pada jenazah mereka.
Sejauh ini juga belum ditemukan zat atau unsur berbahaya dalam organ keempatnya.
Adapun hal lain yang turut menjadi sorotan adalah tidak ditemukannya sari-sari makanan pada lambung mereka.
Keempatnya diperiksa oleh petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.