Ngelmu.co – Hati-hati, karena kini mulai muncul penipu yang menggunakan WhatsApp untuk menguras isi rekening korban incaran mereka.
Modus kali ini adalah si penipu mengirim pesan kepada korban incaran.
Mereka mengiming-iming orang tersebut bisa mendapat uang hanya dengan menyukai video YouTube.
Maksudnya?
Sebagai informasi awal, dalam beberapa bulan terakhir, laman Gizchina mendapati aksi penipuan lewat WhatsApp.
Penipu menawarkan uang hanya dengan beberapa klik saja. Kejadian ini ditemukan di Brasil, India, dan beberapa negara lain.
Para penipu menjanjikan penghasilan tambahan, hanya dengan menyukai beberapa video YouTube.
Penipu menghubungi korban incaran mereka melalui WhatsApp, dan mengaku sebagai perwakilan dari perusahaan pemasaran global.
Mereka meyakinkan bahwa korban incaran bisa mendapatkan sekitar USD 0,50 [sekitar Rp7.500] untuk tiap like.
Angka yang memang tidak banyak, tetapi para penipu menjanjikan hingga USD 60 [sekitar Rp895.000] per hari, jika korban incaran dapat memberikan like sebanyak 5.000.
Artinya, jika target harian itu tercapai, dalam sepekan, korban incaran bisa mendapatkan sekitar USD 420 [Rp6,3 juta].
Angka itu yang kemudian menarik perhatian para korban incaran.
Namun, nyatanya para penipu justru mencoba mencuri data, bahkan uang para korban incaran mereka.
Setelah penipu melakukan pendekatan lewat WhatsApp, mereka akan meminta informasi pribadi, sebagai tameng untuk melakukan pembayaran jasa.
Setelah mendapat data, penipu akan mengatakan jika pihaknya sedang mengalami masalah teknis.
Kadang, mereka benar-benar mentransfer dengan jumlah kecil, demi terdengar kredibel.
Setelah itu, barulah penipu akan meminta korban incaran untuk memasang aplikasi, lagi-lagi sebagai tameng pentransferan pembayaran.
Masalahnya adalah aplikasi itu sebenarnya trojan atau malware.
Nah, penipu bakal meminta korban incaran untuk mentransfer USD1, sebagai bentuk verifikasi.
Setelah itulah, penipu akan mendapatkan akses ke semua data korban incaran mereka.
Dengan beberapa langkah, korban incaran bakal memberi akses untuk penipu bisa mendapat detail.
Baik itu rekening bank, kartu kredit, email, dan lainnya.
Usai mereka mendapat akses ke data korban incaran, tidak banyak lagi yang bisa dilakukan oleh korban, selain melakukan pemblokiran.
Maka jika Anda pernah mendapat pesan yang menawarkan hal semacam ini, ketahuilah bahwa itu bisa jadi merupakan penipuan.
Setelah ‘kerusakan’ selesai, penipu bakal menghapus akun WhatsApp mereka, dan melarikan diri untuk kemudian mencari korban baru.
Baca Juga:
Di Brazil, ada beberapa penipu yang menggunakan WhatsApp dan Telegram untuk mencuri data pengguna.
Mereka mengaku bekerja di Amazon, dan akan menunjukkan beberapa screenshot pembayaran untuk meyakinkan para korban.
Biasanya, tujuan mereka sama, yakni mencuri data dan mendapat akses ke informasi pribadi korban.
Maka Anda harus memastikan untuk melaporkan akun WhatsApp penipu itu, atau bila perlu memblokirnya.
Lebih baik lagi jika kita tidak menampilkan nomor telepon pada situs publik atau media sosial.
Sebab, tidak jarang para penipu akan mengakses grup tertentu, hanya untuk mencari korban.
Tidak mudah memang untuk menghindari para penipu ini.
Namun, kita bisa membiasakan diri untuk tidak terbuai dengan iming-iming ‘uang’ dari orang tidak dikenal, apalagi jika jumlahnya banyak dan cara mendapatkannya mudah.