Ngelmu.co – “Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”
Ayat ke-49 dari Al-Qur’an Surah Hud yang tertulis di atas, mengajarkan prinsip kehidupan nan tangguh.
Begitu juga tentang mental pemenang bagi seorang mukmin; dalam berjuang menegakkan Islam, serta menjalani kehidupan.
Seorang yang bertakwa, harus senantiasa memperhitungkan dan berpikir tentang kesudahan atau akibat yang baik baginya.
Mau itu di dunia, ataupun di akhirat. Ia harus menguasai ‘fikih akibat’.
‘Fikih akibat’ ini akan mencegah kita untuk melakukan dosa, maksiat, hingga kejahatan.
Sebab, dosa, maksiat, dan juga kejahatan, pasti berakibat buruk bagi pelakunya; di dunia dan akhirat.
Hukuman serta siksaan itu tidak akan sebanding, mengingat kesenangan yang pelaku dapat, pasti cuma sesaat.
‘Fikih akibat’ ini juga akan membuat seorang bertakwa, menjadi pejuang Islam yang tangguh, dan selalu optimis.
Sekalipun ia tengah menghadapi kesulitan dan kekalahan di awal, tetapi ia meyakini bahwa dirinya akan memenangkan ‘pertarungan’ di putaran akhir.
Sebab, hal ini sudah menjadi ketetapan yang pasti dari Allah.
Baik di dunia ataupun di akhirat. Itu mengapa, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan bersabar; sebelum menetapkan prinsip ini.
Kadang, di dunia ini kita diberi contoh, agar bisa menghayati kaidah dan prinsip yang ditetapkan [dalam QS. Hud: 49].
Pada tahapan awal pengadilan, pihak yang benar diputus salah dan kalah.
Namun, pada tahap akhir dan final, Allah memenangkannya, dan tidak bisa digugat lagi.
Ini baru di dunia, apalagi nanti di akhirat?
‘Fikih akibat’ ini juga akan membangkitkan daya juang dan optimisme tanpa batas, bagi seorang mujahid dakwah.
Jika tidak bisa mendapat ‘kesudahan’ yang diharapkan di dunia, ia tetap meyakini, dirinya pasti mendapatkan ‘kesudahan’ itu di akhirat.
Itu sebabnya, ia tetap bersabar menjalani proses perjuangan, tanpa putus asa.
Bahkan, Allah memberitahukan jika seorang mukmin tidak bisa membalas ejekan para penjahat, maka kesempatan membalas itu akan diberikan di akhirat.
Adapun untuk meyakinkan dan memastikan kebenaran prinsip serta kaidah yang ditetapkan ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir,” (QS. Al-Mutaffifin: 34).
Jadi, tidak ada kata ‘kalah’ dalam kamus kehidupan dan perjuangan dakwah yang dijalani seorang bertakwa.
Wallahu a’lam.
Semoga kita termasuk diri yang dapat memenangkan ‘pertarungan’ di putaran akhir. Aamiin allahumma aamiin.
Baca Juga: