Ngelmu.co – Mariam dan Ilaaf adalah dua bocah, adik-beradik, korban gempa di Suriah, yang berhasil bertahan dan diselamatkan dari reruntuhan.
Selama menunggu bantuan datang, Mariam terus berupaya melindungi kepala adiknya dari runtuhan bangunan rumah mereka.
Kala berusaha mengeluarkan adik-beradik itu dari reruntuhan, para penyelamat berjongkok di sekitar puing rumah mereka.
Mariam dan Ilaaf, tinggal di Besnaya-Bseineh; sebuah desa kecil dekat Haram, Suriah.
Para penyelamat mengatakan kepada dua bocah itu agar tetap kuat dan tidak menangis.
Setelah terjebak lebih dari 36 jam di tengah cuaca bersalju, bantuan untuk Mariam dan Ilaaf pun datang.
Saat tim penyelamat tiba, Mariam langsung memohon pertolongan, “Keluarkan aku dari sini.”
“Aku akan melakukan apa saja untukmu,” tutur Mariam kepada tim penyelamat.
@ngelmuco Mariam dan Ilaaf adalah dua bocah, #korbangempa di #Suriah, yang berhasil bertahan dan diselamatkan dari reruntuhan. Selama menunggu bantuan datang, #Mariam terus berupaya melindungi kepala adiknya dari runtuhan bangunan rumah mereka. Kala berusaha mengeluarkan adik-beradik itu dari reruntuhan, para penyelamat berjongkok di sekitar puing rumah mereka. Mariam dan #Ilaaf, tinggal di Besnaya-Bseineh; sebuah desa kecil dekat #Haram ♬ Ya Allah – Wali
Menurut Mustafa Zuhir Al-Sayed–ayah Mariam–istri dan ketiga anaknya tengah tidur, saat gempa mengguncang wilayah rumah mereka pada dini hari.
“Kami merasakan tanah bergetar, dan puing-puing mulai berjatuhan di atas kepala kami.”
“Kami terjebak selama dua hari di bawah reruntuhan,” jelas Mustafa.
Ia mengaku, selama terjepit di bawah puing, keluarganya terus melantunkan ayat suci Al-Qur’an.
Mustafa bersama istri dan anak-anaknya juga berdoa dengan suara kencang, agar ada yang bisa mengetahui keberadaan mereka dan menolong.
“Orang-orang mendengar suara kami, dan kami berhasil diselamatkan. Saya, istri saya, dan anak-anak.”
“Terima kasih Allah, kami semua masih hidup. Kami berterima kasih kepada mereka yang telah menyelamatkan kami,” pungkas Mustafa.