Ngelmu.co – Berdasarkan kepuasan publik terhadap kinerja Joko Widodo (Jokowi), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menilai Presiden ke-7 RI itu memiliki pengaruh terhadap Pilpres 2024.
Maka menurutnya, para calon presiden (capres), mesti baik-baik dengan Jokowi.
Bahlil menyampaikan hal tersebut saat menghadiri rilis survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Awalnya, Bahlil menyinggung soal elektabilitas capres hasil survei LSI periode April 2023.
“Dengan hasil survei yang ada ini, ini, capres ini, enggak ada capres [elektabilitas] 30 persen di atas, ini 30 persen kotor,” tuturnya, Rabu (3/5/2023).
“Semua capres ini punya peluang, karena 30 persen, kotor. Maka yang menarik adalah faktor penentu, siapa yang memainkan peran ini,” sambungnya.
Bahlil kemudian menilai Jokowi, memiliki posisi strategis untuk memengaruhi hasil Pilpres 2024.
“Pak Jokowi, menurut saya adalah mempunyai, positioning yang sangat strategis, karena tingkat kepuasan publiknya 82 persen,” ujarnya.
“Melebihi dari elektabilitas partai semua. Jadi, hati-hati, nih, capres-capres, kalau mau jauh-jauh dengan Pak Jokowi, ya, sudah, hasilnya tahu sendiri,” lanjut Bahlil.
Lebih lanjut, ia mengingatkan kepada para capres, agar baik-baik dengan Jokowi.
“Bagi capres-capres yang mau menang, maka baik-baiklah kalian dengan Bapak Presiden Jokowi,” kata Bahlil.
“Tapi kalau capres yang mau bikin antitesa dengan Pak Jokowi, ya, silakan. Hasilnya juga akan ketahuan,” sambungnya.
“Kenapa? Ini bukan kata saya, kata survei, nih. Bang Djayadi [Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan], di situ Anda mengatakan juga, bahwa apakah setuju presiden ke depan itu melanjutkan program Pak Jokowi?”
“Enam puluh lima persen, setuju, ‘kan kira-kira begitu,” jelas Bahlil.
Maka menurutnya, capres yang tidak setuju untuk melanjutkan program Jokowi, berpotensi memengaruhi pemilih.
“Jadi, kalau [responden] setuju, kemudian ada capres yang membuat tidak setuju dengan program Pak Jokowi, itu sama membuat, itu dalam ilmu basic training di HMI, itu gali lobang untuk kubur sendiri itu,” kata Bahlil.
“Nah, selama datanya ini tidak bergerak, selama data ini masih tetap sama,” imbuhnya.
Baca juga:
- Tak Setuju Pilpres Diundur, Buruh Bakal Laporkan Bahlil ke Polisi
- Alasan Relawan JoMan Batal Dukung Ganjar Pranowo di 2024
Bahlil juga menilai, jika para capres akan membutuhkan dukungan Jokowi.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Jokowi, tidak cawe-cawe terkait dukungan capres tersebut.
“Peran Bapak Presiden Jokowi ini bukan mau cawe-cawe. Jadi, hilangkan dulu pemikiran mau cawe-cawe,” kata Bahlil.
“Ini yang membutuhkan bukan Bapak Presiden Jokowi-nya, capres-capres ini yang membutuhkan dukungan Bapak Presiden Jokowi,” sambungnya.
“Bukan Bapak Presiden yang mau cawe-cawe. Kenapa? Karena capres-capres ini sadar, bahwa figur Bapak Presiden Jokowi, dengan tingkat kepuasan publik 82 persen ini sangat menentukan.”
“Siapa yang akan bisa memenangkan pertarungan ke depan, selain kerja kerasnya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala,” kata Bahlil.
Ia kembali mengingatkan, agar para capres menjaga hubungan baik dengan Jokowi.
“Kata akhir saya adalah, baik-baiklah kalian para capres dengan pemimpin yang punya tingkat kepuasan publik 82 persen,” ujar Bahlil.
“Kalau data ini terjadi sampai dengan akhir Desember, mau masuk pemilu, maka intuisi politik saya menyatakan bahwa Bapak Presiden Jokowi adalah salah satu faktor penentu untuk pemenangan, siapa pun capresnya.”
“Yang penting, jangan capres yang antitesa, kalau antitesa, ya, tidak mungkin Pak Jokowi dukunglah, tapi kalau satu tesa, semua insya Allah, akan jalan baik,” tutup Bahlil.