Ngelmu.co – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, belum berhenti melahirkan kontroversi.
Ketua PBNU bidang Keagamaan, KH Fahrur Rozi (Gus Fahrur) juga mengaku, jika dirinya telah mendengar banyak pernyataan Panji yang kontroversial.
Maka itu ia mengimbau, agar masyarakat Indonesia, tetap berpegang kepada ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
Gus Fahrur menjelaskan, bahwa dalam sejarahnya, pondok pesantren memang menjadi tempat masyarakat untuk belajar mengaji; ilmu agama.
Menurutnya, mereka menjadi santri untuk belajar akhlak, lelaku riyadhoh, serta menempa diri dengan berbagai ilmu, dan mengamalkannya dalam keseharian.
Namun, di zaman sekarang, kata Gus Fahrur, telah berkembang berbagai macam aliran pemahaman yang masuk ke Indonesia.
Termasuk ajaran kontroversial Panji Gumilang yang dapat diihat dan disaksikan di berbagai media.
“Karena itu hendaknya, kita tetap berpegang pada ajaran Islam Aswaja yang merupakan akidah paling mayoritas umat Islam di seluruh dunia.”
Demikian pesan Gus Fahrur yang Ngelmu kutip dari Republika pada Jumat, 16 Juni 2023 ini.
Ponpes Al Zaytun yang berada di bawah pimpinan Panji Gumilang, terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Indramayu, Jawa Barat.
Ponpes tersebut mulai dibangun pada 13 Agustus 1996. Megah dan memiliki puluhan lantai.
Namun, Gus Fahrur berpesan agar masyarakat tidak terpancing dengan kemegahan bangunan tersebut.
“Jangan kita mudah terpancing dengan kemegahan bangunan atau terkenal, tetapi kita tidak pelajari seperti apa akidah dan pemikiran yang dikembangkan di sana.”
Baca juga:
- Panji Gumilang Al Zaytun Ragukan Al-Qur’an, MUI Merespons
- Abraham Ben Moses si Penghina Allah, Potong Hidangan Babi dengan Bismillah
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini juga berharap kepada pemerintah.
Khususnya kepada Kementerian Agama (Kemenag), agar menurunkan tim khusus untuk menyelidiki Ponpes Al Zaytun.
“Kita berharap, pemerintah bisa turun tangan untuk menurunkan tim penyelidikan, tentang dugaan-dugaan yang berkaitan dengan Pesantren Al Zaytun.”
“[Harapannya agar] masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas, dan juga mengetahui dengan benar, siapa sesungguhnya dan apa yang diajarkan di sana.”
“Sehingga masyarakat bisa menilai dan memilih, apakah lembaga itu baik untuk diikuti atau dijadikan tempat pendidikan bagi anak-anak kita.”
Sejak Kamis (15/6/2023) pagi, para demonstran atas nama Forum Indramayu Menggugat, mendatangi Ponpes Al Zaytun.
Adapun pihak kepolisian, menyiapkan pengamanan serta penjagaan ketat.
Termasuk dengan memasang kawat berduri di depan area pembatas yang sebelumnya disiapkan pihak Al Zaytun.
Anggota kepolisian yang dikerahkan bukan hanya dari Polres Indramayu, tetapi juga ‘polres tetangga’, dan Polda Jawa Barat.
Polisi berjaga membentuk pagar betis, tepat di depan pintu masuk Ponpes Al Zaytun.
Panji Gumilang sempat menemui polisi yang berjaga, dan meminta agar berjaga di luar area pembatas Al Zaytun.
“Bapak jaga di luar. Tidak akan ada apa-apa. Panji Gumilang menjamin, tidak akan ada apa-apa,” ujarnya.
“Umur saya sudah lebih dari tiga perempat abad, menjamin, tidak akan ada yang anarkistis,” kata Panji kepada polisi.