Ngelmu.co – Apakah demo rompi kuning–peristiwa demo besar yang terjadi di Prancis pada penghujung 2018–berkaitan dengan greenflation?
Kenapa sih Ngelmu, tiba-tiba bahas ini?
Soalnya, fenomena demo rompi kuning di Prancis ini menjadi salah satu isu yang disinggung dalam debat keempat Pilpres 2024, Ahad (21/1/2024) malam lalu.
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka yang menyinggung peristiwa ini.
Gibran menyinggung soal demo rompi kuning di Prancis ini saat berhadapan dengan cawapres nomor urut 3, Mahfud Md.
Pada segmen keempat, Gibran bertanya kepada Mahfud, bagaimana caranya mencegah greenflation.
Istilah greenflation yang merupakan sebuah terminologi asing dan cenderung baru, tentu memerlukan penjelasan.
Itu sebabnya, ketika menyampaikan pertanyaan tersebut kepada Mahfud, Gibran ditegur oleh moderator.
Moderator meminta Gibran untuk memberikan penjelasan. Namun, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu berkilah.
Ia mengaku tidak menjelaskan, karena mengira Mahfud yang menyandang gelar profesor, tidak lagi memerlukan penjelasan.
“Ini tadi tidak saya jelaskan, karena ‘kan beliau ‘kan seorang profesor,” kata Gibran yang kemudian mendapat sorakan dari penonton.
Baca juga:
- Cara Mahfud Tanggapi Gibran yang Celingak-celinguk
- Nama Disebut Gibran di Debat Cawapres, Ini Kata Tom Lembong
- Pengamat Nilai Penjelasan Gibran soal Greenflation Tidak Tepat
Lalu, Gibran pun menyampaikan jika maksud dari greenflation yang ia sebut adalah ‘inflasi hijau’.
Mahfud kemudian merespons pertanyaan Gibran dengan menyampaikan bahwa inflasi hijau, ada kaitannya dengan ekonomi hijau.
Ia menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia, sudah lama memiliki kesadaran akan ekonomi hijau.
Menurut Mahfud, masalah tekait inflasi hijau itu bisa diatasi dengan kebijakan-kebijakan sesuai dengan kecenderungan permasalahannya.
Namun, Gibran mengeklaim jika Mahfud, tidak menjawab pertanyaannya.
Ia kemudian memberi contoh kepada Mahfud, bahwa yang dimaksud dengan greenflation itu adalah gerakan demo rompi kuning di Prancis.
“Saya tanya masalah inflasi hijau, kok, malah menjelaskan ekonomi hijau,” kata Gibran.
“Prof Mahfud, yang namanya greenflation atau inflasi hijau itu, ya, kita kasih contohnya simpel saja. Demo rompi kuning di Prancis,” imbuhnya.
Momen ketegangan antara Gibran dan Mahfud dalam debat cawapres yang kedua itu pun viral di media sosial.
Hal itu makin menarik perhatian publik yang mencari tahu, apa sebetulnya peristiwa demo rompi kuning di Prancis?
Apakah ada kaitannya dengan greenflation yang diklaim oleh Gibran?
Apa Itu Demo Rompi Kuning di Prancis?
Demo rompi kuning adalah peristiwa demo besar yang terjadi di Prancis pada penghujung 2018.
Mengutip France 24, peristiwa menyebabkan sekitar 58.600 orang turun ke jalan untuk melakukan aksi protes.
Mereka menggunakan rompi berwarna kuning neon.
Berdasarkan undang-undang di Prancis, tiap pengendara wajib memiliki rompi kuning neon di kendaraan mereka.
Jaket ini wajib dikenakan oleh para pengendara, jika terjadi situasi darurat.
Hal ini kemudian menjadi simbol, betapa daruratnya kondisi Prancis saat itu.
Situasi yang disebut darurat itu terjadi, tidak lama setelah kenaikan harga bahan bakar ditetapkan di era pemerintahan Presiden Emmanuel Macron.
Masyarakat mengeklaim bahwa kenaikan harga bahan bakar pada 2018, tidak proporsional.
Kondisi ini juga menyebabkan meningkatnya biaya hidup sebagian besar orang.
Kenaikan biaya pajak bahan bakar ini berdampak pada masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya yang tinggal di pedesaan.
Akibatnya, masyarakat ramai-ramai turun ke jalan, dan memblokir akses transportasi.
Kondisi ini tentu menimbulkan lumpuhnya berbagai sektor ekonomi di Prancis, selama beberapa hari.
Tidak hanya merugikan sektor ekonomi, kericuhan yang berlangsung selama protes tersebut juga menimbulkan korban jiwa.
Pada Januari 2019, Emmanuel Macron mengumumkan bahwa demo rompi kuning, menyebabkan 11 orang tewas.
Ribuan orang lainnya juga dilaporkan terluka. Sebagian besar korban berasal dari kalangan demonstran dan polisi.
Adakah Kaitan Demo Rompi Kuning Prancis dengan Greenflation?
Gibran yang merupakan cawapres pasangan calon presiden (capres) Prabowo Subianto, menyampaikan bahwa peristiwa demo rompi kuning Prancis, ada kaitannya dengan greenflation.
Benarkah?
Greenflation sendiri merupakan istilah baru yang berasal dari gabungan kata dalam bahasa Inggris, yaitu ‘green’ dan ‘inflation’.
Secara bahasa, greenflation diterjemahkan sebagai inflasi hijau. Namun, definisi greenflation, tidak sesederhana itu.
Menurut Philonomist, arti dari greenflation adalah peristiwa kenaikan harga bahan mentah dan energi sebagai akibat dari transisi ramah lingkungan.
Penyebutan greenflation juga mirip dengan istilah gabungan lainnya, yaitu greedflation atau ‘inflasi serakah’.
Greedflation sendiri merupakan istilah untuk menyebut kenaikan harga-harga yang terlalu tinggi untuk meningkatkan keuntungan suatu pihak.
Kedua istilah ini sering digunakan berdampingan untuk memprotes, atau mengkritik kebijakan menaikan harga barang dengan tidak masuk akal.
Lantas, apa kaitannya greenflation dengan demo rompi kuning di Prancis?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, demo rompi kuning di Prancis, terjadi karena masyarakat memprotes kebijakan kenaikan harga bahan bakar.
Kenaikan itu terjadi karena pemerintah Prancis, menaikkan pajak bahan bakar hingga 0.029 euro per liter.
Mengutip Vox, alasan pemerintah menaikan pajak bahan bakar adalah untuk menekan ketergantungan Prancis terhadap bahan bakar fosil.
Hal ini terkait dengan agenda global yang berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan krisis iklim.
Menurut Macron, Prancis perlu melakukan reformasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil; dengan menaikan pajaknya.
Namun, kondisi ini justru menyebabkan inflasi, dan memicu kenaikan biaya hidup masyarakat secara signifikan.
Peristiwa inilah yang diklaim oleh Gibran sebagai contoh dari greenflation alias inflasi karena kenaikan harga energi untuk transisi ramah lingkungan.