Ngelmu.co – Ratusan jemaah haji meninggal di tengah suhu panas terik yang sudah berlangsung lebih dari sepekan.
Beberapa kali, suhu bahkan berada di atas 50 derajat celsius.
“Setidaknya, 550 orang meninggal saat menunaikan ibadah haji.”
Demikian pernyataan para diplomat kepada media Prancis, Agence France Presse (AFP) pada Selasa (18/6/2024).
“[Tercatat] 323 orang yang tewas adalah warga Mesir. Sebagian besar meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan panas.“
Dalam 30 tahun terakhir, berbagai hal telah menyebabkan ratusan kematian; selama ibadah haji di Arab Saudi
Seperti terinjak-injak, kebakaran tenda, hingga kecelakaan lain.
Televisi pemerintah Saudi juga mengatakan, suhu meningkat pada Senin (17/6/2024), hingga mencapai 51,8 derajat celsius.
Suhu tersebut dirasakan di Masjidilharam, Makkah.
Baca juga:
Sebuah studi (2024)–dilakukan oleh Journal of Travel and Medicine–menemukan, peningkatan suhu global, mungkin melebihi strategi mengatasi panas.
Adapun riset pada 2019–dilakukan oleh Geophysical Research Letters–menunjukkan:
“Saat suhu meningkat di Arab Saudi yang gersang akibat perubahan iklim, jemaah haji akan menghadapi bahaya ekstrem.”
“Tiga puluh lima warga Tunisia, tewas, selama ibadah haji,” kata kantor berita Tunisia, Tunis Afrique Presse.
Menurut anggota keluarga, banyak kematian yang disebabkan cuaca panas ekstrem.
Keluarga lain juga terus mencari kerabat mereka yang hilang di rumah sakit Saudi.
Kementerian Luar Negeri Yordania, telah mengeluarkan 41 izin pemakaman bagi para peziarah negaranya pada Selasa.
Sebelumnya, Kemenlu, mengatakan, enam warga Yordania, meninggal karena heat stroke atau serangan panas; selama haji.
Sebelas warga Iran juga tewas, dan 24 orang lainnya dirawat di rumah sakit, selama menunaikan ibadah haji.
Tiga warga Senegal juga tewas saat haji.
Adapun jemaah dari Indonesia, 144 orang meninggal saat menunaikan ibadah.
Ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan Indonesia yang dikutip pada Selasa (18/6/2024).
Belum diketahui, apakah ada yang dipicu heat stroke (serangan panas) atau tidak.
Sebelum banyak laporan kematian, seorang pejabat kesehatan Saudi, mengatakan, di tengah suhu yang sangat tinggi, pihak berwenang tidak melihat adanya kematian yang tidak biasa di antara jemaah haji.
“Sejauh ini, kementerian telah merawat lebih dari 2.700 jemaah yang mengalami penyakit akibat panas.”
“Haji adalah tugas yang sulit, maka Anda harus mengerahkan upaya, dan melaksanakan ibadah.”
“Bahkan, dalam kondisi panas dan penuh sesak,” kata seorang peziarah Mesir pada Ahad (16/6/2024).
Para peziarah menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari.
Saat itu pemerintah Saudi, memperingatkan peziarah untuk tetap terhidrasi.
Sekaligus mengingatkan akan tidak berada di luar ruangan selama jam-jam terpanas, yakni antara pukul 11.00 (08.00 GMT) hingga 15.00.