Ngelmu.co – Pasukan penjajah Israel pada Kamis (1/8/2024), mengonfirmasi jika pihaknya telah membunuh jurnalis Al Jazeera, Ismail Al-Ghoul.
Israel membunuh Ismail, melalui serangan udara di Jalur Gaza.
Mereka menuding Ismail, sebagai anggota Hamas yang ikut menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Kantor media Al-Jazeera, tegas menepis tuduhan tanpa bukti tersebut.
Mereka juga mengecam pembunuhan Israel terhadap Ismail dan juga kamerawan, Rami al-Rifi.
Tuduhan Israel, tidak berdasar.
Al Jazeera, menyatakan, tudingan Israel itu hanya untuk membenarkan pembunuhan yang sengaja dilakukan terhadap para jurnalis.
“Mengutuk tuduhan [Israel] terhadap koresponden, Ismail Al-Ghoul. [Israel] tidak memberikan bukti, dokumentasi, atau video.”
Demikian pernyataan pihak Al Jazeera yang juga menegaskan jika mereka berhak mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Baca juga:
Sebelumnya, pada Rabu (31/7/2024), lembaga penyiaran yang berbasis di Qatar itu mengatakan, Ismail dan Rami, terbunuh dalam serangan Israel di Gaza.
Tepatnya saat mereka tengah melakukan tugas pengambilan gambar di dekat rumah Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang pada 31 Juli 2024 juga terbunuh di Iran.
Pasukan penjajah Israel, menuduh Ismail sebagai anggota unit elite Nukhba yang ikut menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Israel juga menuding Ismail, menginstruksikan para anggota Hamas tentang cara merekam operasi.
Israel, menuduh Ismail, merekam dan memublikasikan serangan Hamas terhadap pasukan penjajah Israel.
“Kegiatannya di lapangan merupakan bagian penting dari aktivitas militer Hamas,” tuduh Israel, tanpa bukti.
Ismail, telah bekerja sebagai jurnalis Al Jazeera, sejak November 2023.
Ismail, sempat ditangkap dan ditahan oleh Israel di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza utara pada Maret lalu.
Israel, memang melarang Al Jazeera untuk beroperasi, dan terus menuding sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Al Jazeera yang sangat kritis terhadap serangan Israel di Gaza, membantah telah menghasut kekerasan.
Terbunuhnya dua kru Al Jazeera ini menambah jumlah jurnalis Palestina yang dibunuh oleh Israel, sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Total yang tercatat adalah 165 jurnalis.