Ngelmu.co, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Da’arut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar menyebut dirinya sedih saat umat Islam dipojokkan dan dituduh radikal, intoleran, mau memsiahkan, anti pancasila dan teroris. Hal itu disampaikan pria yang akrap disapa Aa Gym ini saat membicarakan reuni aksi 212 yang berlangsung pada Ahad (2/12/2018) lalu.
“Yang menyebabkan orang berbondong-bondong datang ke 212, ada sesuatu yang ada didalam dirasakan, ketidak adilan, yang sulit dicarikan saluran, saya sebagai anak bangsa, juga Islam, ada satu kepedihan kalau mendengar kata radikal, intoleran, mau memsiahkan, anti pancasila, teroris, pedih umat Islam dikaitkan dengan radikal, intoleran, mau memsiahkan, anti pancasila, teroris,”kata Aa Gym saat berbicara dalam acara Indonesia Lawyers Club (LC) di TV One pada Selasa (4/12/2018) malam.
Lebih lanjut, Aa Gym mengatakan umat Islam adalah salah satu elemen yang sangat mencintai Indonesia, sehingga sakit jika umat Islam dituduh radikal
“Kami mencintai negeri ini, demi Allah saya tidak rela bangsa ini hancur, tapi kemana mau bicara, ketika ada peluang muncul seperti itu maka berbondong-bondonglah ikut aksi 212, dan kami buktikan bukan perusak, makanya rumput pun enggan kami injak, kami bukan yang merusak, berkumpullah perasaan ini, dan saya tidak menduga tidak sebanyak ini yang hadir,”jelasnya.
Bahkan, Aa Gym menyebut siapapun yang datang dalam momen 212 akan mudah tersentuh. Aa Gym mengatakan bahwa reuni aksi 212 merupakan aksi terbesar yang akan menjadi sejarah di Indonesia
“Kalau kita pakai hati akan banyak manfaat, saya kira tentara polisi yang jaga pun, ini bukan musuh saya, bagaiamana kakek, nenek-nenek yang sudah sepuh, tuna netra itu bukan musuh, pasti hati nurani yang datang akan tersentuh,”tandasnya.
Atas dasar itu, Aa Gym mengusulkan reuni 212 tetap dilangsungkan meski tidak ada momen Pilpres. “Siapapun yang nanti jadi presiden jadi momentum kebersamaan kita, Pak Ahok kita undang, Pilpres, ada episode baru pakai hati, semangat besaudara, kalau ada ketidak adilan tingal diperbaiki saja,”ungkapnya.
Selain itu, Aa Gym juga mengajak masyarakat untuk mengenang bahwa aksi terbesar yang dilakukan secara damai bisa terjadi pada era Presiden Joko Widodo.”212 terjadi di era Presiden Jokowi, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya juga menjadi jalan terjadinya 212 ini maka kita harus terimakasih juga. Jangan ngilang-ngilangin,” kata Aa Gym.
Aa Gym juga mengapresiasi segenap panitia yang telah sukses menggelar acara tersebut dengan lancar. Sebab untuk mengumpulkan orang dengan jumlah yang banyak dan berjalan tertib bukanlah hal yang mudah.”Terimakasih juga kepada yang hadir, karena bisa jadi pencerahan bagi yang mau tercerahkan, bahan evaluasi bagi yang mau evaluasi,” ujarnya
Menurut Aa Gym, 212 merupakan aset yang dimiliki oleh Indonesia. Dari peristiwa ini manusia mampu menunjukkan kasih sayang, rasa persatuan dan rasa persaudaraannya.
“212 adalah aset bangsa, ini adalah karunia Allah bagi siapa pun yang ingin mendapatkan hikmah dari kejadian ini. Memang sudut pandang bisa berbeda. Tapi kalau pake hati yang jernih dengan rasa kekeluargaan persaudaraan kita bisa dapatkan banyak hal,”pungkas dia.