Berita  

Ada Suara Rakyat di Balik Ucapan ‘Selamat’ Gus Nadir ke Pemerintah

Gus Nadir Uang Tak Dibawa Mati

Mereka yang Kontra

Namun, tak sedikit juga yang menilai pernyataan tersebut blunder, sehingga kontra dengan cara pandang Gus Nadir.

“Tanpa pertumbuhan ekonomi, negara enggak bakal bisa juga ngurusi program-program kesejahteraan sosial, termasuk sektor kesehatan,” kata @marufins.

Begitu pun dengan @EffHariadi, yang mengatakan, “Ekonomi jeblok, yang mati bisa lebih banyak, Gus.”

Sementara menurut @sammyhalim, para korban meninggal tak perlu lagi dibahas.

“Gak apa-apa, Gus. Mereka sudah di surga. Mengakhiri hidup yang penuh perjuangan dan penderitaan,” tuturnya.

“Please, deh, Gus. Memang serba salah jadi pemerintah di saat pandemi,” sambungnya.

“Anda tahu ini bisa lebih buruk. Resesi ekonomi mah tetap, yang mati juga tetap,” imbuhnya lagi.

Sedangkan bagi @harianja_marg, “Ekonomi dan kesehatan, harus jalan barengan, Pak.”

“Penduduk Indonesia, 270 juta, lho. Fokus hanya ke kesehatan saja, terus di masa depan, warganya mau dikasih makan apa?” lanjutnya bertanya.

ia juga menegaskan, betapa pandemi masih ada di dunia.

“Gak ada jaminan Indonesia bakal bebas Covid 100 persen, di saat negara lain masih punya kasus,” ujarnya.

Pemilik akun @Fido_id_, juga melontarkan pandangannya. “Ekonomi negara memburuk, akan menyebabkan angka kematian juga tinggi.”

“Karena negara akan sulit menutup defisit, karena kepercayaan investor turun,” sambung pengguna Twitter tersebut.

“Ekonomi negara juga perlu sehat, tidak hanya warganya saja. Ini seperti menanyakan, ‘Ayam dulu, apa telur dulu?’,” kata Fido.

Terakhir, menurut @Fatih_hoppus, kematian adalah takdir. “Sementara bayangkan kalau jutaan orang kelaparan, negara bisa kolaps.”

“Pilihan yang sulit bagi negara. Yang hidup mewah cuma bisa teriak-teriak lockdown. Si miskin, cuma bisa teriak lapar, karena dipaksa nganggur,” tutupnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat ekonomi RI pada kuartal II-2021, tumbuh 7,07 persen.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, pertumbuhan positif ini merupakan yang tertinggi, sejak 2004 lalu.

“Ini [pertumbuhan] tertinggi sejak kuartal IV 2004, saat itu, PDB Indonesia tumbuh 7,16 persen.”

Demikian tuturnya, dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8).

Selengkapnya, baca di: