Kasus tumbangnya Facebook dan Instagram (IG) menghebohkan publik sepanjang Kamis (14/3) kemarin. Buntutnya, ajakan untuk menghapus akun di platform media sosial tersebut merebak.
Adalah Pendiri WhatsApp Brian Acton yang melontarkannya.
“Kamilah memberi mereka kekuatan. Itu ternyata bagian yang paling buruk. Justru kami harus membeli produk mereka dengan mendaftar ke situs web-nya. Sudah saatnya hapus akun Facebook kalian,” kata Acton, Jumat, 15 Maret 2019 seperti dikutip Viva.
Tak cuma kali ini saja Acton menyampaikan ajakannya ini. Pada tahun lalu, dia juga mengampanyekan tagar #deletefacebook. Saat itu dipicu kebocoran 50 juta data privasi pengguna di seluruh dunia.
Acton berkisah soal alasannya menjual WhatsApp ke perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.
“Saya memiliki 50 karyawan dan saya harus memikirkan mereka dari hasil penjualan platform yang saya dan Jan Koum dirikan,” ungkapnya.
“Dan, pada akhirnya saya menjual perusahaan saya. Saya menjual data privasi pengguna saya. Saya membuat pilihan dan kompromi”. Acton melanjutkan kalau dirinya juga harus memikirkan pendapat investor, serta saham minoritas yang ia miliki.
“Akhirnya saya tidak memiliki kekuatan penuh untuk mengatakan tidak jika saya mau,” jelas Acton.
Selain Acton, ada juga tokoh-tokoh yang memiliki kegelisahan serupa. Tahun lalu, mantan eksekutif Facebook sebelumnya, Chamath Palihapitiya, Sean Parker, Justin Rosenstein, serta investor Roger McNamee. Merekamengakui jika Facebook telah menciptakan ‘dunianya sendiri’.
ViuGraph sebagai Alternatif
Jika akun Facebook dihapus, adakah alternatif penggantinya? Ada. Dan platform tersebut karya anak bangsa. Namanya ViuGraph.
ViuGraph merupakan layanan sosial networking yang memungkinkan pengguna berbagi foto dan video. Dikembangkan PT Svarga Indomulia Mediatama, layanan yang mulai diluncurkan di pertengahan tahun 2017 ini mencoba merebut hati para pengguna media sosial mainstream yang mulai muak dengan postingan yang bertebaran yang tidak sesuai dengan minat mereka. ViuGraphmenawarkan filter berdasarkan kategori (selain following) dengan keinginan masing-masing.
“ViuGraph memberikan platform berbagi cerita dalam klasifikasi topik-topik tertentu, di samping dengan teman yang sudah dikenal. Selain hal tersebut, ada fitur filtering yang membuat pengguna ViuGraph hanya melihat apa yang diinginkan dengan timeline berdasarkan waktu kronologis konten tersebut di upload. You Watch What You Want, You View What You Like,” ungkap founder CEO ViuGraph Wahyu Widi.
Wahyu menjelaskan ViuGraph memiliki tab spesial yang berisi video dengan durasi di atas 60 detik dan di bawah 8 menit. Nantinya video tersebut nantinya hanya akan disimpan di penyimpanan selama sepekan.
“Di ViuGraph ada tab spesial untuk video dengan durasi di atas 60 detik dan di bawah 8 menit. Nantinya video jenis ini hanya akan disimpan di storage kami selama sepekan (untuk saat ini belum ada pembatasan masa simpan di storage). Kami melihat kadang ada story yang tidak lengkap jika dibatasi durasinya sampai 60 detik, misalnya hiburan atau berita,” imbuh Wahyu.
Sebagai karya anak bangsa, jangan diragukan lagi keberpihakan ViuGraph kepada negerinya sendiri. Tahun lalu, setelah Akun Ustadz Abdul Somad dibanned oleh Instagram, ViuGraph membuatkan akun untuk Ustadz Abdul Somad.
“Kami membuatkan akun viuGraph resmi untuk Ustadz Abdul Somad di viuGraph,” ujar Widi Wahyu.
ViuGraph juga menjamin tidak akan membanned akun-akun yang memuat konten tentang LGBT dan lainnya.
Berikut adalah link viuGraph di android dan IOS:
Link Google Player viuGraph: https://play.google.com/store/ apps/details?id=com.viugraph. mobile
Link IOS viuGraph: https://itunes.apple.com/id/ app/viugraph/id1299614794?mt=8