Ngelmu.co – Akankah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, menjawab pertanyaan Ustaz Salim A Fillah?
Semua berangkat dari pembahasan singkat Mahfud, soal kaidah ushul fiqh [fikih], Senin (19/7) kemarin.
“‘Dar’ul mafaasid muqaddamun alaa jalbil mashaalih’, artinya, ‘Menghindar dari bencana harus didahulukan dari meraih kebaikan’.”
Demikian awal cuitan yang Mahfud tulis melalui akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd.
Lalu, ia mencoba menjelaskan lebih lanjut, “Konteks kininya, ‘Menghindar dari Covid-19, harus lebih didahulukan daripada meraih pahala dengan ibadah Sunnah yang berkerumun’. Selamat Idul Adha.”
Twit Mahfud itu pun mendapat respons dari sesama pengguna media sosial Twitter. Salah satunya adalah Ustaz Salim A Fillah.
“Apakah juga berlaku kalau seseorang dalam suatu jabatan, ternyata melahirkan mafasid (kerusakan-kerusakan), meskipun dia masih bisa meraih mashalih (kebaikan-kebaikan)?”
Begitu tanya Ustaz Salim kepada Menko Mahfud, sembari menggarisbawahi kaidah yang dimaksud, “Mencegah kerusakan didahulukan daripada meraih kebaikan.”
Ustaz Salim juga membubuhkan tagar ‘#HanyaBertanya’, di akhir cuitannya.
Namun, akankah Mahfud menjawab pertanyaan Ustaz Salim tersebut?
“Prediksi saya, pertanyaan berat begini gak akan dijawab Pak Mahfud, seperti halnya pertanyaan hukuman kepada HRS,” tutur @JabbzAbdul.
Sedangkan menurut @budsan73, “Jabatan itu netral, tidak mungkin melahirkan kerusakan atau kebaikan.”
“Yang membuat kerusakan itu orang jahat atau orang baik yang tidak sengaja berbuat kerusakan,” sambungnya, yang melanjutkan twit dengan tanya, “Sudah cocok jadi komisaris?”
Sementara akun @sitiatauemma, memilih untuk menunggu, “Saya baca [twit Ustaz Salim, pada pukul] 11.47. [Saya] Tandai. Siap tunggu dan simak, jika mungkin nanti ada jawaban.”
Saat menulis berita ini, Ngelmu pun menengok lini masa dari akun Twitter Menko Mahfud.
Namun, tim kami belum mendapati adanya jawaban atas pertanyaan Ustaz Salim.
Cuitan teranyar Mahfud–sebelum Ustaz Salim melayangkan tanya–pada Selasa (20/7) pagi, adalah bahasan soal kurban.
