Ngelmu.co – Berdasarkan kalender, pemerintah telah menetapkan Idulfitri 1444 Hijriah (H) pada 22-23 April 2023.
Namun, masih ada potensi perubahan tanggal, karena pemerintah akan mengadakan sidang isbat terlebih dahulu; sebelum memutuskan 1 Syawal 1444 H.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, mengatakan, sidang isbat bakal berlangsung pada Kamis (20/4/2023) atau 29 Ramadan.
Artinya, masih ada kemungkinan, Idulfitri 1444 H–menurut pemerintah–jatuh pada 21 April 2023. Walaupun bisa juga tetap pada 22 April 2023.
Terlepas dari itu, meski haru lantaran berpisah dengan bulan suci Ramadan, muslim dunia juga bersyukur menyambut Idulfitri.
Momen ini sekaligus menjadi kemenangan bagi umat Islam, karena telah menjalani ibadah puasa satu bulan penuh.
Pada 1 Syawal pagi, muslim akan menjalankan salat Idulfitri.
Sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengimbau umatnya untuk melaksanakan salat Idulfitri di lapangan terbuka.
Termasuk muslimah yang tengah menstruasi. Meskipun tidak ikut salat, tetapi mereka dapat hadir di lokasi. Hal ini menandakan besarnya keberkahan salat Id.
Mari simak beberapa sunah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sebelum dan sesudah salat Idulfitri:
1. Mandi
Mandi sunah sebelum berangkat salat Idulfitri. Waktunya, bisa sebelum atau sesudah salat subuh pada 1 Syawal pagi.
2. Bersiap
Bberhias, memakai parfum, dan bersiwak (gosok gigi). Ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas.
3. Berpakaian Terbaik
Mengenakan pakaian terbaik. Hadis riwayat Jabir bin Abdillah menyebutkan, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memiliki jubah yang beliau pakai saat hari raya dan Jumat. Namun, ini bukan berarti kita berlebih-lebihan, ya.
4. Makan
Makan sebelum berangkat ke tempat salat Idulfitri. Anjuran makan ini untuk menegaskan kesan bahwa Ramadan, telah berlalu.
Tanggal 1 Syawal juga menjadi salah satu dari beberapa hari di mana umat Islam tidak boleh berpuasa.
Dari Anas bin Malik, diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak berangkat ke lapangan pada Idulfitri; sebelum memakan kurma [dalam jumlah ganjil].
Makanan yang kita makan tidak mesti kurma, ya, melainkan apa saja; selama halal dan ada di hari raya tersebut.
5. Bertakbir
Mengumandangkan takbir. Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa ia mengeraskan bacaan takbir–dalam perjalanan ke lapangan lokasi salat–Idulfitri dan Iduladha. Hal itu dilakukannya hingga imam datang.
Adapun anjuran bagi muslimah adalah tidak mengeraskan bacaan takbir dan juga tidak memakai wewangian.
Saat imam tiba, maka jemaah dapat mengumandangkan takbir berdasarkan arahan sang imam; hingga salat Id, dimulai.
6. Saling Sapa
Saling menyapa dengan salam dan doa. Terutama setelah salat Idulfitri, jemaah dapat saling bersalaman.
Hal tersebut dapat mempererat tali silaturahmi di hari yang penuh berkah ini.
Qur’an surah An-Nisa’ ayat ke-86, telah memberi arahan:
“Jika kalian diberi salam dalam bentuk apa pun, maka balaslah dengan salam yang lebih baik, atau jawablah dengan yang serupa.”
Salah satu ucapan yang masyhur dalam silaturahmi saat Idulfitri adalah, “Taqabbalallahu minna wa minkum.”
Ucapan ini disemarakkan kalangan tabiin dan tabiut tabiin, dan jawabannya adalah ucapan yang sama.
Bersalaman, tentu tidak hanya di lokasi salat, tetapi juga sepanjang perjalanan pulang, bahkan hingga di rumah.
Makin banyak bersilaturahmi, maka makin baik, karena itu yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Baca juga:
Dalam hadis riwayat Jabir bin Abdillah, disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang salat Id.
Alhamdulillah untuk Ramadan tahun ini, semoga kita dapat terus maksimal dan bersukacita dalam menjalankan ibadah.
Semoga, kita juga masih memiliki kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadan di tahun berikutnya. Aamiin.