Ngelmu.co – Gubernur ke-17 DKI Jakarta yang juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ke-27 RI, Anies Rasyid Baswedan, berbagi cerita tentang sang ibu, Aliyah.
Hari ini adalah hari ulang tahun Ibu. Izinkan kami menceritakan ulang tentang kisahnya.
Namanya Aliyah. Lahir 20 Maret 1940 di kaki Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat.
Saat lulus SMP, di Kuningan, belum ada SMA. Ayahnya menitipkan pada kerabatnya di Cirebon, supaya anak perempuan ini bisa meneruskan SMA.
Saat itu sempat jadi bahan ‘omongan’ di kampungnya, karena seorang anak perempuan ‘meninggalkan’ rumah bukan karena menikah, tapi karena sekolah.
Diantar kakak laki-lakinya, ibu naik opelet ke Cirebon. Selesai SMA, ia ingin jadi guru, dan diterima di jurusan Pedagogi, Unpad, yang kemudian menjadi IKIP Bandung.
Tahun 1965, ibu, seorang anak perempuan yang dahulu digunjingkan di kampung itu, menjadi anak pertama dalam sejarah keluarga besar yang pernah ikut wisuda, jadi sarjana.
Sebuah lembaran baru bagi seluruh keluarga di kaki Gunung Ciremai.
Sejak itu, Aliyah mengajar di IKIP Bandung hingga mutasi ke IKIP Yogyakarta, karena menikah dengan Ayah, Rasyid Baswedan, seorang pria dari Yogyakarta.
Mereka berdua, sama-sama pengajar.
Ayah kembali ke Rahmatullah, 11 tahun yang lalu, dan hingga kini, ibu di usianya yang ke 84 tahun, sebagai Guru Besar Emeritus, masih terus mengajar di program pascasarjana.
Sejak pandemi, ibu tinggal di Jakarta, dan tetap beri kuliah dua kali per pekan secara online.
Ibu memang sudah tidak lagi membimbing disertasi, tetapi masih terus aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.
Ibu adalah perempuan tangguh, penuh kasih sayang, dan pemancar doa tanpa henti bagi anak-anak dan cucu-cucunya.
Pada tiap sujudnya, dikirimkan doa untuk kami semua, pada tiap pesan, diteguhkan pada kita semua untuk selalu ingat pada Allah.
Pada tiap tatap, ada cinta, pada tiap tutur, ada sayang, pada tiap dekap, ada kehangatan abadi.
Ibu adalah sumber dan hulu kasih sayang.
Izinkan kami, anak, menantu, dan cucu, sore ini, dalam sebuah syukuran sederhana di rumah, mengirimkan doa untuk Ibu.
Tidak mungkin bisa mengimbangi semua doa dari ibu untuk kami.
Doa kita semua, semoga ibu selalu diberikan kebahagiaan, kesehatan, dan dipanjangkan umurnya.
Semoga kita semua, anak, menantu, dan cucu bisa menjadi pembawa bahagia, menjadi qurrata’ayun bagi ibu.
Selamat ulang tahun, Ibu.
Baca juga: