Ngelmu.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tetap berencana melepas saham PT Delta Djakarta Tbk milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Meski beberapa pimpinan DPRD DKI menolak, Anies dan warga Jakarta lainnya berkukuh melepas. “Jangan korbankan generasi muda, kami yakin dengan menutup tempat maksiat, maka berkah Allah akan turun dengan deras,” tulis salah seorang pengguna Twitter, Eko Widodo.
Dalam cuitannya tersebut, akun Twitter @ekowboy itu juga menyertakan potongan video penjelasan Anies Baswedan mengenai langkah yakinnya untuk menjual saham PT Delta Djakarta. Sebab, menurut Anies, dana saham di perusahaan bir itu akan lebih bermanfaat jika dijual dan uangnya digunakan untuk pembangunan Jakarta.
[read more]
“Dana itu jauh lebih bermanfaat bila kita gunakan untuk pembangunan bagi masyarakat kita apalagi dengan ukuran APBD kita sekarang, itu menjadi kecil sekali dari situ,” ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (5/3), dilansir dari Republika.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
“Dewan Anda Ingin Punya Saham Bir Terus”, Lapor Anies ke Warga DKI
[/su_box]
Dividen atau hasil keuntungan dari saham PT Delta Djakarta pun hanya menyumbang keuntungan rata-rata Rp 38 miliar per tahunnya.
Anies: Jakarta tidak akan bangkrut krn kehilangan deviden 38 miliar/th dari saham bir
Bravo Pak Anies jgn korbankan generasi muda, Kami yakin dg menutup tempat maksiat maka berkah Allah akan turun dg deras.. Jakarta harus jadi kota pesat & berkarakter!! pic.twitter.com/oLujlMrjGi
— Eko Widodo (@ekowBoy) March 7, 2019
“(Saham bir ini adalah) sebuah saham di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang peran pembangunannya kita ragukan. Di mana letak peran pembangunan dari sebuah saham bir? Di mana letak peran pembangunannya? Karena itu kita koreksi,” ujar Anies.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Inilah Pimpinan DPRD DKI yang Menolak Pelepasan Saham Bir
[/su_box]
“Nilai saham yang ada di situ, sahamnya kita punya 26,3%, kira-kira Rp 1,2 triliun. Dan setiap tahun rata-rata kita mendapatkan dividen jumlahnya sekitar Rp 38 miliar dengan uang yang disimpan di situ Rp 1,2 triliun. Rp 38 miliar itu, pemasukan dari dividen itu sama kira-kira dengan pemasukan dari Alexis. Alexis tuh Rp 36 miliar per tahun. Ketika kita tutup Alexis, itu kita kekurangan uang, menurun Rp 36 miliar, gak terasa di Jakarta. Kenapa? Karena Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) DKI 6 triliun besarnya,” jelas Anies Baswedan.
Menurut Anies, hilangnya angka Rp 38 miliar tidak akan memiliki pengaruh. Ia justru menegaskan jika dengan menjual saham bir tersebut, maka DKI bisa menggenggam Rp 1,2 triliun segera, dan dapat digunakan untuk pembangunan bagi masyarakat. Tak perlu menunggu selama 30 tahun, jika mengumpulkan dari dividen penjualan bir.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Anies, Saham Bir dan Kamis yang Kritis
[/su_box]
“Jadi angka Rp 36-38 miliar itu kecil. Di sisi lain, kalau kita menutup Alexis, begitu ditutup Rp 36 (miliar)-nya gak masuk. Kalau ini, begitu kita jual sahamnya, maka kita akan terima uang Rp 1,2 triliun. Jadi, kalau Rp 1,2 triliun itu kalau kita menunggu menjual (bir) dengan dividen Rp 38 miliar per tahun, maka kita harus menunggu 30 tahun untuk bisa dapat angka Rp 1,2 triliun,” tutur Anies.
“Lebih baik Rp 1,2 triliun itu diambil sekarang. Kita bisa konversi, itu nilainya kira-kira rehab 100 sekolah. Bahkan kalau kita membangun air bersih, itu bisa menjangkau satu juta rumah dengan angka segitu,” imbuhnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Soal Saham Bir Pemprov DKI, PKS Lagi-lagi Buktikan Bersama Umat
[/su_box]
“Atau kalau kita beli bis Transjakarta, kita bisa dapat 240 bis Transjakarta yang baru. Ini juga sama kalau bikin rumah sakit kelas A, bisa sampai empat rumah sakit. Artinya, uang yang kita simpan di sana adalah uang yang digunakan untuk kegiatan usaha yang komponen pembangunannya rendah. Lebih baik uang itu kita ambil, langsung kita berikan untuk masyarakat,” tegas Anies memastikan uang itu tak akan lari ke mana-mana, selain untuk kepentingan masyarakat.
[/read]