Ngelmu.co – Nama Asnawi Mangkualam Bahar, kini tengah menjadi sorotan publik persepakbolaan nasional. Pasalnya, Asnawi menjadi salah satu pemain di gelaran Piala AFF 2020, yang memperkuat Timnas Tanah Air hingga lolos ke babak final.
Asnawi juga menjadi sorotan publik, lantaran dirinya langsung mendekati pemain Singapura yang gagal mencetak gol saat melakukan tendangan penalti.
Asnawi Mangkualam Bahar, merupakan bek serba bisa di skuad Garuda. Tak heran, jika pergerakannya membuat repot pertahanan lawan.
Lantas, seperti apa profil Asnawi Mangkualam Bahar serta sepak terjangnya hingga menjadi seorang Kapten di Timnas Indonesia? Berikut rangkumannya:
Profil Asnawi, Kapten Timnas Indonesia
Pria kelahiran Makassar 4 Oktober 1999 silam itu, merupakan anak kedua dari pasangan Bahar Muharram dan Fatmawati Rasak.
Asnawi memiliki dua saudara, yakni Fiqih Syali dan Nur Ikrar Bahar. Sejak kecil, Asnawi Mangkualam Bahar, telah diperkenalkan sepakbola oleh sayang ayah.
Terlebih, saat itu, ayahnya adalah seorang asisten pelatih klub PSM Makassar. Berposisi sebagaik bek, Bahar Muharram turut mengantar Juku Eja menyambet gelar juawa kompetisi perseritakan muslim 1991/92.
Perjalanan karier Asnawi Mangkualam Bahar, dimulai pada tahun 2010 silam. Di mana, dirinya menimba ilmu di SSB Hasanuddin, yang dipimpin oleh sang ayah.
Bersama dengan Muhammad Arfan dan Nuhidayat Haji Haris, ketiganya berhasil membawa SSB menjadi jawara babak nasional Danone Nations Cup 2011.
SSB Hasanuddin, mendapatkan kehormatan atas terpilihnya untuk mewakiliki Indonesia dalam ajarang kejuaran sepak bola usia 10-12 tahun tersebut.
Asnawi dan kawan-kawan pun, menginjakkan kaki di Estadio Santiago Bernabeu Madrid, tempat putaran final dihelat.
Namun sayangnya, mereka harus puas dengan status juru kuncu Grup F. SSB Hasanuddin hanya imbang melawan saat jumpa Meksiko dan Ceko, serta dibekuk Cina dan Cile.
Kendati demikian, pengalaman di markas Real Madrid memberi kesan tersendiri bagi Asnawi Mangkualam Bahar dan kawan-kawan.
Pernah Bergabung di PSM Makassar
Asnawi Mangkualam Bahar, pernah bergabung di tim muda PSM Makassar. Namanya mencuat, ketika dirinya menjadi bagian dari kontingen Sulawesi Selatan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 lalu, di Jawa Barat.
Pada ajang PON tersebut, sepakbola Sulsel berhasil menyabet medali perak, setelah kalah dari tuan rumah di babak final.
Kemudian, namanya semakin harum ketika Asnawi memulai karier profesionalnya bersama Persiba Balikpapan pada 2016.
Dalam ajang Indonesia Soccer Championship tahun itu, Laskar Beruang Madu terhenti di peringkat 13. Direkrut pada bursa transfer tengah musim, Asnawi tampil delapan kali dan mencetak dua gol.
Namun, jelang Liga 1 musim 2017, ia harus kembali ke Makassar. Ternyata, ia masuk dalam kerangka tim bentukan Robert Rene Alberts.
Akan tetapi, fokusnya menjadi terpecah dengan Timnas U-19. Alhasil, ia hanya mampu bermain dalam 9 pertandingan, dan 4 di antaranya sebagai pengganti.
Kesibukkannya itu, terus berlanjut hingga tahun 2018. Beruntungnya, jam terbangnya dengan PSM kian bertambah. yakni 716 menit di 15 laga.
Asnawi mengantar Juku Eja finis sebagai runner-up, dan membawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-19.
Menyabet Gelar Pemain Muda Terbaik
Setelah perjalanan panjangnya meniti karier di dunia persepakbolaan. 2019 menjadi tahun yang mengesankan bagi Asnawi.
Bagaimana tidak. Sebab, dirinya mampu mengantarkan Pasukan Ramang menjadi jawara Piala Indonesia.
Prestasi demi prestasi pun berhasil ia raih. Salah satunya, ia berhasil menjadi Pemain Muda Terbaik kejuaraan yang sempat vakum cukup lama.
Berada di bawah naungan Darjie Kalazic, Asnawi, dipercaya mengawal lini belakang ketika menyerang rivalnya dalam AFC Cup.
Total 28 caps dibukukannya pada semua ajang yang diikuti PSM musim itu, termasuk satu gol plus empat asis.
Pada level timnas kelompok usia, Asnawi ikut ambil bagian dalam keberhasilan Garuda Muda meraih trofi AFF Cup U-22 edisi 2019. Tapi saat berlaga di SEA Games Manila, anak asuh Indra Sjafri cuma menyabet medali perak.
Menerima Tawaran dari Klub Divisi 2 Koresel
Pandemi yang mewabah di dunia, harus menghentikan langkah para pesepakbola untuk sementara waktu. Begitupun dengan Asnawi.
Dirinya yang sempat tampil memikat dalam strategi bentukan Bojan Hodak, Liga 1 dan AFC Cup 2020, terpaksa harus terhenti karena situasi.
Alhasil, selama vakum sembilan bulan, ia memilih untuk menjaga kebugaran dengan lebih banyak terlibat fun football.
Di awal 2021 lalu, Asnawi dihadapkan dengan keputusan yang cukup besar. Di mana, dirinya menerima tawaran dari klub divisi 2 Korea Selatan (Korsel), Ansan Greeners.
Keputusannya itu, sempat terkendala karena bahasa. Terlebih ada peran arsitek Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dalam kepindahan Asnawi ke Negeri Ginseng.
Dalam K. League 2 musim 2021, Green Wolves harus puas duduki peringkat 7 klasemen akhir. Tapi, cedera dan agenda Timnas memangkas jumlah penampilannya. Total ia tampil sebanyak 15 kali bersama Ansan Greeners musim ini, plus menyumbang satu asis.
Permainan spartan di Korsel membuat harga pasarnya meningkat drastis. Transfermarkt melansir bahwa nilainya sejak Juni lalu mencapai 350 ribu Pounds (sekitar Rp6,6 miliar), tertinggi dibanding rekan-rekannya di Timnas.
Punya Kebiasaan Berdzikir Sebelum Menuju Lapangan Hijau
Selain dikenal berprestasi, Asnawi Mangkualam Bahar, juga dikenal sebagai sosok yang religus. Bahkan, beberapa waktu lalu, ia tertangkap kamera sedang berdzikir di lorong sebelum menuju lapangan hijau.
Video yang memperlihatkan Asnawi sedang berdzikir pun, viral di media sosial. Di mana, dalam video tersebut, terlihat tangan kanannya bergerak-gerak mengikuti bibirnya yang komat-kamit.
Hal tersebut, sontak membuat warganet terkagum-kagum. Ternyata, sosok Asnawi, juga dikagumi oleh teman-temannya sejak bergabung di Timnas U-19, beberapa tahun lalu.
Sosok Asnawi di mata para pemain dan official Timnas Indonesia, begitu mengagumkan. Ia juga disebut sebagai pekerja keras.
“Menurut saya, dia sosok luar biasa sejak bergabung di Timnas U-19. Dari segi teknis dan dia juga sangat pekerja keras,” ujar Bandung Saputra, Media Officer Timnas Indonesia, Minggu (26/12/2021).
Pria yang lebih akrab disapa Putra ini, mengatakan, bahwa berdzikir merupakan salah satu bentuk ikhtiar Asnawi agar bisa tetap tenang dan menang.
“Sebagai seorang muslim, tentunya itu merupakan suatu ikhtiar agar dia bisa bermain tenang, fokus dan bisa meraih hasil terbaik,” ungkap Saputra.
Bahkan, Asnawi memiliki cita-cita agar bisa bermain di level dunia.
“Sekarang dia main di Korea. Tentunya, ini memacu permainannya untuk bisa menjadi yang terbaik. Asnawi juga mengungkapkan, jika dia ingin di zona nyaman, mending main di Indonasia saja. Bahkan gajinya saat itu juga lebih besar saat dia di PSM Makassar,” jelasnya.
Baca Juga: Kebiasaan Timnas Indonesia di Ruang Ganti Piala AFF 2020 Panen Pujian
Namun, gaji bukanlah segalanya bagi Asnawi. Ia ingin mengejar mimpinya main di kancah dunia, terutama di Eropa.
“Jadi Asnawi main di Korea itu untuk mengejar mimpinya dan sebagai batu loncatan agar bisa bermain di Eropa, suatu saat nanti,” tambahnya.