Oleh: Ippho Santosa
Dalam azan, sebenarnya ada dua seruan. Pertama, seruan untuk sholat. Kedua, seruan untuk menang. Ayo sholat, ayo menang. Menurut saya, ini hebat sekali. Lebih hebat dari yell-yell motivasi manapun!
Dua aktor ternama Hollywood, Liam Neeson juga Will Smith, sempat terpana dan terpesona dengan #SuaraAzan. Ini terjadi di Turki dan di India. Justin Bieber bahkan pernah menghentikan sejenak konsernya demi menghormati azan.
Nggak percaya? Silakan googling berita-beritanya. Sahih insya Allah. Ternyata mereka bertiga lebih pancasilais ketimbang si pembaca puisi itu. Btw, suara azan dianggap kalah merdu, menurut si pembaca puisi itu.
Apa pendapat saya? Pernyataan dia jelas-jelas menghina dan merendahkan. Repotnya, kalau kita protes, ntar kita dianggap terlalu vokal dan radikal. Padahal siapa yang bermulut kasar dan berpikir dangkal?
Kita berulang kali diminta untuk sabar dan menjaga sikap. Selaluuu begitu. Sementara orang-orang seperti dia seenaknya tidak menjaga mulut dan tidak menjaga sikap. Apa mungkin karena mereka sadar bahwa mereka kebal hukum?
Azan itu istimewa. Pesan Nabi, kalau ada azan, dengarlah dan jawablah. Selesai azan, berdoalah. Bayangkan, ini reminder dan calling untuk beribadah kepada-Nya. Sarat dengan doa serta harapan. Itu kan indah sekali. Setidaknya, bagi seorang Muslim yang masih punya iman di hatinya.
Bagi saya, kalau kau belum tahu soal syariat, kalau kau belum tahu soal azan, #belajarlah. Jangan pongah. Tak perlu pula kau rendahkan azan dan kau banding-bandingkan dengan kidung serta puisi.
Kalaupun kau tak mau belajar soal syariat dan azan, yah diam dan hormatilah. Ini Indonesia. Saling menghormati, saling menghargai, itu baru namanya Indonesia, itu baru namanya Pancasila.
Di sisi lain, bagi seluruh Muslim, saya menganjurkan kita semua untuk introspeksi. Barangkali selama ini kita sering mengabaikan azan. Tidak mengindahkan. Allah izinkan peristiwa ini terjadi, mungkin agar kita kembali mengingat pentingnya azan dan pentingnya sholat.
Tulisan ini boleh di-share. Berulang-ulang. Seluas-luasnya. Sekian dari saya, Ippho Santosa.