Ngelmu.co – Tak berhenti sampai di persoalan niqab dan celana cingkrang, Menteri Agama, Fachrul Razi, melanjutkan pembicaraan soal sistem khilafah. Ia menganggap, sistem tersebut lebih banyak mudaratnya, sehingga menjadi musuh semua negara.
Sistem Khilafah Tak Boleh Ada di Indonesia
“Saya sudah mulai lakukan secara tegas, kita katakan, khilafah tidak boleh ada di Indonesia,” tuturnya, masih di Lokakarya Peran dan Fungsi Imam Masjid di Hotel Best Western, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
“Memang kalau ngomong khilafah ini ‘kan kalau dilihat dari aspek-aspek Alquran atau hadis-hadis dan lain sebagainya, memang kontroversial,” sambungnya, seperti dilansir Detik, Rabu (30/10).
Pemerintah, kata Fachrul, saat ini solid melawan radikalisme. Dirinya juga akan aktif, memberi masukan soal gerakan pro-khilafah.
“Dan mungkin nanti aparat hukum yang akan mengeluarkan keputusan,” ujarnya, menjawab soal tindakan memerangi radikalisme pro-khilafah.
Baca Juga: Kaji Pelarangan Niqab di Instansi Pemerintah, Menag: Demi Keamanan
Imam-imam masjid, harap Fachrul, bisa sejalan dengan pemerintah, maka ia meminta, tak ada perdebatan soal khilafah.
“Kalau diperdebatkan, tidak akan ada kesepakatannya, tapi buat kita kemudaratannya lebih banyak, daripada manfaatnya,” kata Fachrul.
“Di mana, di muka bumi ini, yang sekarang sudah negaranya nation state, negara berdaulat, pasti tidak akan ada yang menerima khilafah. Dianggap saja dia jadi musuh semua negara,” tegasnya.
Jika PNS Mendukung Khilafah
Fachrul juga berapi-api, saat menyampaikan pandangannya soal masih adanya PNS yang mendukung khilafah. Dengan tegas, ia meminta kelompok tersebut untuk keluar.
“Sikap kita mesti sama. Kalau ada yang bersifat mendukung khilafah, khilafah itu ‘kan mendukung negara lain. Kamu dibayar Indonesia, kamu harus hormat Indonesia,” ucapnya, seperti dilansir Kumparan.
“Kamu bisa berubah enggak? Kalau enggak bisa, keluar (dari) Indonesia, keluar dari wilayah ini,” lanjut Fachrul tegas, saat rapat konsolidasi di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (31/10).
Pemberantasan dan penanggulangan radikalisme, menjadi bagian dari program prioritas yang akan dijalankan Fachrul.
Ia juga akan mengevaluasi kurikulum pendidikan yang selama ini sudah berjalan.
“Nanti kami juga lakukan evaluasi, semua kurikulum kita lihat lagi. Sekarang kita bahas, kalau dianggap berbahaya, enggak usah dibahas,” pungkasnya.
Baca Juga: Usai Niqab, Menag Bicara soal Celana Cingkrang
Sebagian Pihak Menyayangkan Pernyataan Menag
Namun, lagi-lagi, usai rencana pelarangan niqab dan celana cingkrang di instansi pemerintah, pernyataan Fachrul tentang khilafah pun disayangkan sebagian pihak.
Seperti yang disampaikan oleh warganet, di media sosial Twitter.
Darwis: Kasihaaan. Kita dapat menteri yang jahil.
Bagindo: Semoga Allah segera menegur Anda, Anda sudah keterlaluan.
Wahid Akhram: Bapak tau apa? Udah baca? Kalo emang banyak mudharatnya, Rasul dan para sahabat Bapak anggap menjalankan sistem yang buruk untuk Rakyat mereka?
Dina Agustina: “Seharusnya pernyataan-pernyataan begini sih engga perlu di up ya, karena ya bisa menimbulkan berbagai macam persepsi.
Akhirnya bikin netizen ribut. Kalo emang mau basmi radikal, khilafah, silakan saja pake tindakan, bukan pernyataan.”
Astheriey: “Pak ngajinya sampai mana? Kalo gak suka sistem khilafah, mending ganti agama deh. Malu tau ada orang islam tapi gak suka sama ajaran islam.
Masuklah dalam Islam secara kaffah, bukan yang enak-enak doang dicomot. Lu kira agama Islam itu kinderjoy.”