Prabowo Subianto diisukan sebagai Wahabi, terutama di kalangan Nahdliyyin. Keras beredar bahwa capres dengan nomor urut 02 itu mau mengubah sistem negara jadi khilafah. Namun, ternyata Prabowo itu NU.
Ada apa dengan isu Wahabi? Kenapa isu tersebut yang diangkat? Sepertinya karena Wahabi itu identik dengan ‘tuduhan bid’ah’ dan NU selalu jadi sasaran dan korban. Dengan diangkatnya isu Wahabi, warga NU dipastikan alergi, warga NU Mereka tak akan memilih calon presiden dari Wahabi.
Lantas, kenapa isu khilafah juga diangkat? Hal itu dikarenakan khilafah merupakan ancaman terhadap NKRI. Ancaman terhadap NKRI diklaim sebagai musuh NU. Jadi, siapapun calon yang teridentifikasi sebagai pengusung khilafah, NU tak akan memilihnya.
Oleh karena itu, hanya dengan dua isu itu, biasanya efektif untuk menjauhkan pemilih NU dari Prabowo. Ma tak heran jika kedua isu, Wahabi dan Khilafah, terus menerus digembar-gemborkan ke publik, terutama untuk warga Nahdliyyin oleh pihak yang tak ingin Prabowo menang.
Lalu, benarkah Prabowo Wahabi? Apakah Prabowo juga akan mengubah sistem negara jadi khilafah? Sebenarnya pertanyaan ini memang agak aneh dan ganjil karena ditujukan kepada seorang tentara. Namun, meski tak masuk akal, isunya tetap kencang berembus. Kedua isu inilah yang menginspirasi seorang kiai sepuh NU untuk melakukan klarifikasi, tabayyun.
Tabayyun adalah bagian dari etika berpolitik dan berbangsa agar tak terjadi fitnah dan kegaduhan. Apa yang dilakukan kiai sepuh NU ini tidak hanya tepat, tapi juga efektif untuk merasionalisasi cara berpikir publik, terutama warga Nahdliyyin. Tradisi tabayyun penting dilakukan agar politik tidak melahirkan calon pemimpin dari fitnah dan tidak dari pencitraan.
Jadi, apa yang diinisiasi oleh Kiai sepuh NU untuk melakukan klarifikasi kepada Prabowo adalah langkah yang bijak. Adapun nama kiai sepuh ini adalah K.H.M.Hasib A Wahab, trah pendiri NU. Kiai Hasib merupakan pengasuh pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Secara kultural jika berkaitan dengan NU, kiai Hasib memiliki otoritas untuk mewakili.
Kiai Hasib secara langsung bertanya kepada Prabowo. Pertanyaan Kiai Hasib merupakan pertanyaan dasar dan merupakan syarat utama seseorang bisa dapat dukungan NU.
“Mohon maaf Pak Prabowo, kata Kiai Hasib sebelum memberi pertanyaan. Islam yang Pak Prabowo anut itu Islam apa? Islam moderat atau Islam radikal sebagaimana Islam Wahabi?” tanya Kiai Hasib.
Saat menjawab pertanyaan tersebut, Prabowo ditemani oleh Sandiaga Uno. Prabowo menjawab pertanyaan itu dengan spontan, tanpa ada keraguan, dan apa adanya serta tak dibuat-buat.
“Islam yang saya anut itu Islam moderat seperti NU, Kiai. Saya juga suka melakukan ziarah kubur, suka dengan sholawat, suka dengan tahlilan sebagaimana yang diajarkan para Kiai NU,” jawab Prabowo tegas.
Pertanyaan Kiai Hasib, tidak berhenti sampai di situ. Kiai Hasib bertanya kembali, jika terpilih menjadi presiden, apakah Pak Prabowo akan mengganti sistem negara/pemerintahan dengan sistem khilafah? Kiai Hasib menyebut bahwa isu ini beredar dan menakut-nakuti warga NU.
“Saya ini tentara Pak Kiai. Saya sudah didoktrin oleh TNI untuk menjaga dan berpegang pada Pancasila dan NKRI. Saya seorang nasionalis dan agamis. Isu itu gak benar dan hoaks,” jawab Prabowo.
Sebenarnya dua isu ini, yaitu khilafah dan Wahabi, memang agak sulit bisa menyerang Prabowo. Sebab, Prabowo adalah seorang TNI. Maka menyerang Prabowo anti NKRI akan kehilangan argumentasinya, sulit mencari korelasinya. Sedangkan khilafah itu perjuangan HTI. Sedangkan HTI tidak berpolitik.
Meski saat ini ada kabar HTI ‘lagi mau’ belajar berpolitik melalui PBB. Sementara itu, pimpinan PBB, Yusril Ihza Mahendra merapat ke Jokowi-Ma’ruf dan cukup rajin mengkritik Prabowo-Sandi. Bisa jadi nantinya isu khilafah bisa menyasar ke Jokowi-Ma’ruf yang didukung Yusril yang merupakan lawyer HTI.
Pertanyaan Kiai Hasib tampaknya sengaja diajukan agar publik melek, bisa memiliki nalar yang benar dalam merespons isu-isu hoaks yang masif dan produktif menjelang pilpres ini. Pertanyaan Kiai Hasib ke Prabowo bisa jadi sarana untuk mencerdaskan publik, terutama warga NU agar mereka bernalar terbuka, obyektif, dan rasional. Bicara berdasarkan data, bukan atas dasar like and dislike.
Ternyata, Kiai Hasib mengajukan satu pertanyaan lagi yang merupakan pertanyaan yang lebih politis dan strategis.
“Apakah ada jaminan dari Pak Prabowo untuk kementerian agama diberikan kepada kader NU?” tanya Kiai Hasib
“Saya sudah tandatangani di pengajian dengan pesantren di Situbondo (K.H. Cholil As’ad Syamsul Arifin), bahwa jabatan menteri agama akan diserahkan kepada kader NU,” jawab Prabowo.
Dari tiga pertanyaan di atas, jawaban Prabowo tegas dan apa adanya. Bersama NU, Prabowo siap menjaga Pancasila dan mempertahankan NKRI. Prabowo adalah TNI, dan darahnya NKRI.
Dari ketegasan Prabowo atas tiga pertanyaan Kiai Hasib, terlihat jelas jika Prabowo itu punya kesamaan ritual dengan orang NU. Prabowo pun telah memberi jaminan menteri agama dari kader NU. Maka, dari jawaban Prabowo itu, tak salah jika ada yang menyimpulkan bahwa ternyata Prabowo itu NU.