Ngelmu.co – Berbincang dengan Tim Hikmah detikcom, Kamis (2/4) kemarin, Ustaz Abu Bassam Oemar Mita, membahas soal sifat syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang diberikan kepada manusia. Sangat luwes dan lentur. Sebab, Allah, memang bersifat memudahkan setiap makhluknya, dan tak ingin menyulitkan.
Begitupun saat dunia, termasuk Indonesia, menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19). Kurang lebih, sebulan sudah wabah ini terjadi di Tanah Air.
Masyarakat pun di-imbau untuk melakukan berbagai aktivitas di rumah, termasuk untuk sementara tidak sholat berjemaah di masjid.
Ustaz Oemar Mita mengatakan, siapa yang berada di rumah dan bersabar saat terjadi wabah, akan mendapatkan pahala besar.
“Sama pula ketika terjadi wabah, di antara hadits yang disampaikan Rasulullah dalam hadits Bukhari, bahwasanya orang yang berada di rumah saat wabah terjadi, shobiron muhtasiban, sabar dan mengharapkan pahala dari Allah, akan mendapatkan pahala besar,” tuturnya.
Kelenturan juga dapat dilihat, misalnya, umat Islam diwajibkan sholat dengan berdiri, tetapi ketika tak mampu karena sakit, bisa dengan duduk.
Begitu juga ketika harus berwudhu untuk sholat, tetapi tak menemukan air, maka bisa diganti dengan tayamum.
Sama halnya terkait imbauan, agar sementara tidak sholat berjemaah di masjid, demi memutus penyebaran virus Corona.
Ustaz Oemar Mita menjelaskan, bahwa ketidakmampuan sholat berjemaah di masjid saat ini, bukanlah karena kesengajaan. Tak ada niat untuk melalaikan atau meremehkan. Melainkan karena adanya wabah, yakni COVID-19.
Maka dalam kondisi seperti ini, berada di rumah untuk meminimalisir mudharat, serta agar wabah tidak masif menyebar dalam kehidupan manusia, menjadi lebih utama.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), PB Nahdlatul Ulama, dan PP Muhammadiyah, pun sepakat mengeluarkan fatwa, bahwa untuk sementara tidak sholat berjemaah di masjid.
Pasalnya, penyebaran virus Corona di Indonesia, hingga kini belum tertanggulangi, maka langkah ini pun ditempuh.