“Yang disuarakan BEM UI itu suara hati sebagian masyarakat juga,” kata Sammy.
“Kalau orang-orang kayak Ade atau yang lainnya enggak setuju, ya biarlah jadi polemik,” imbuhnya.
“Kenapa jadi urusan rektorat. Ini mah beneran jadi rezim anti kritik. Sumpah,” kritik Sammy.
Pernyataannya juga mendapat pembenaran dari salah seorang warganet, @_pevitaayourbae.
“Saya mahasiswi yang pernah ikut aksi, terkait Omnibus Law,” akuannya.
“Ketika kami pulang menuju tempat titik kumpul dengan jalan kaki,” sambung Pevita, “ada pedagang yang menawari kami tempat istirahat dan air mineral.”
Lalu, pedagang tersebut mengatakan, “Mbak matur suwun njih, sampun, dibantu wong kados kulo-kulo niki [terima kasih telah membantu orang-orang seperti saya ini].”
“Ini adalah bentuk kepercayaan mereka terhadap kami,” lanjut Pevita. “Yang menurut mereka, percaya kami bisa menyampaikan dengan bahasa yang baik, dengan mediasi yang baik pula.”
“Tapi terkadang, kami tidak diterima dengan sambutan yang baik,” tutupnya.