Ngelmu.co – Konstruksi dari Light Rail Transit/LRT di Kayu Putih, Jakarta Timur ambruk, Senin dini hari, 22 Januari 2018. Terkait ambruknya konstruksi LRT tersebut, Direktur Utama PT JakPro, Satya Heragandhi mengaku memang dalam pengerjaan proyek LRT tersebut, pihaknya melakukan kejar target. Hal tersebut dikarenakan LRT itu nantinya akan bersinggungan dengan lokasi Asian Games 2018.
“Iya, jadi ada beberapa hal yang mesti saya sampaikan. Nomor satu bahwa kejar target itu sudah kami lakukan sejak Januari 2017. Jadi, ketika kami mendapatkan penugasan membangun melalui Perpres pada Oktober 2016 dan Pergub Oktober 2016 juga, itu kan mulai dibangun Januari 2017. Setelah kontrak, proses tender dan sebagainya,” kata Satya, Senin petang, 22 Januari 2018.
Satya menuturkan bahwa saat proyek dibangun pada 2017 sudah melalui percepatan. Biasanya proyek seperti ini harus dilakukan dalam jangka waktu empat tahun.
“Dicoba dipercepat dalam jangka waktu 1,5 tahun. Ini yang sedang kami lakukan. Di dalam proses-proses yang kami lakukan unsur safety, kualitas tetap harus jadi perhatian utama. Makanya, kalau tadi ke lokasi, kelihatan bahwa korban bisa diminimalkan, karena adanya peralatan safety yang terpasang,” jelas Satya.
Satya mengatakan, para pekerja juga memenuhi kriteria Kesehatan Keselamatan Kerja (K3). Para petugas telah memakai alat pelindung diri (APD) dan tali pelindung.
“Satu, dia pakai APD (alat pelindung diri). Dua, dia ada harness-harness, atau apa pegangan hand drill-hand drill yang bisa dipakai kalau terjadi kecelakaan seperti tadi. Jadi, misal pakai sepatu yang tepat, pakai rompi, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Satya menyatakan bahwa yang terjadi hari ini adalah murni kecelakaan. Sampai saat ini, pihak JakPro dan pihak terkait lainnya sedang menginvestigasi penyebab kecelakaan tersebut.
“Kalau yang ini, hari ini memang di luar dugaan semua pihak, telah terjadi accident. dan ini memang sedang dicari tahu apa dan kenapa penyebabnya,” ujarnya.