Ngelmu.co – CNN Indonesia membagikan rekaman percakapan yang mengungkap dugaan instruksi dari pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tepatnya pada Selasa, 27 Desember 2022, pukul 21.22 WIB.
Instruksi tersebut adalah untuk menggagalkan ‘Partai U’ dalam verifikasi faktual (verfak) partai politik (parpol).
Diduga, rekaman itu merupakan perbincangan antara pejabat di KPU pusat, dengan salah satu komisioner KPUD.
Komisoner KPUD yang tidak mau disebutkan namanya–sebut saja A–awalnya bertanya.
A menanyakan tentang perintah terkait verifikasi partai politik.
Lalu, pejabat KPU–sebut saja B–menjawab dengan arahan, agar partai-partai diloloskan, kecuali ‘Partai U’.
Berikut rekaman percakapan lengkap kedua pihak yang Ngelmu kutip dari CNN Indonesia:
View this post on Instagram
B: Halo, malam, Pak.
A: Malam, ibu. Mohon maaf, saya terpaksa mengganggu, ibu.
B: Siap, bagaimana, Pak?
A: Pagi tadi, sekitar jam 10, saya ada WA dengan *** menanyakan terkait kondisi atau keadaan di beberapa kabupaten di …
Di mana, ada parpol yang keanggotaannya itu sesungguhnya sudah MS [memenuhi syarat] pada tahap pertama.
Namun, dimasukkan lagi datanya. Jawaban ***, “Sementara di-MS-kan saja nanti pada saat faktual koordinasi dengan LO, untuk kemudian LO memasukkan anggota baru.”
Nah, instruksi itu sudah saya lanjutkan ke teman-teman kabupaten/kota se-[***], kemudian sekarang mereka sudah selesai, menunggu submit.
Saya meminta, agar teman-teman menunggu instruksi lebih lanjut untuk di-submit, terkait keadaan ini, bagaimana, bu? Apakah tetap seperti ini instruksinya?
B: Iya, iya ***, begini, itu juga kita, saya, kita berharap tuh instruksi-instruksi kayak gini ke teman-teman di bawah…
Terutama komisioner, itu bukan dari kami, ya, Pak, ya, ‘kan kami berharap itu dari pimpinan.
Nah, hanya kami mendapat arahan dari pimpinan, mungkin, saya tidak tahu…
Apakah komisioner di bawah juga sudah diarahkan dari pimpinan kami, maksudnya dari Pak Idham, atau dari komisioner yang lain.
Tadi, barusan juga saya ngomong sama Pak Idham, karena beliau posisinya sekarang ‘kan ada di *** nih…
Kami semua terpusat di ***, dan pimpinan enggak ada, ‘kan kami berharap, saya bilang…
“Pak, apa yang diarahkan kepada kami untuk mengamankan partai-partai ini, di dalam tahapan terakhirnya dia ini, supaya dia memenuhi syarat?”
Sudah kami lakukan, walaupun itu bukan bagian kami, yang harus kami, karena kami berharapan dengan komisioner, ‘kan gitu.
Nah, terus beliau, “Iya, ibu, siap. Nanti saya sampaikan.”
Saya tuh kemarin, sebenarnya sudah minta beliau untuk langsung sampaikan di forum, gitu lo, pak.
Supaya semua dengan dan satu, gitu. Tidak dari mulut ke mulut. Itu ‘kan repot.
A: Benar, benar, benar…
B: Cuman beliau kurang berkenan untuk hal itu. Jadi, menurut beliau, beliau nanti telepon satu-satulah.
Ini masalahnya kita terbatas dengan waktu.
A: Benar, bu.
B: Dengan waktu yang hanya cuma satu hari, sedangkan arahan pimpinan supaya ini partai-partai nih aman, kecuali satu, Partai U, gitu.
Nah, kita tidak bisa menutup mata bahwa ini data-data mereka ini asal masuk saja.
A: Benar, bu.
B: Yang penting dia bisa memenuhi 100 persen, kemarin, sedangkan kondisi di bawahnya seperti itu.
Saya sih sebenarnya, kemarin sudah ngomong juga sama Pak Idham, “Bapak, apakah kita bisa memberikan, memang secara ketentuan 124-126 tuh mutatis mutandis, tapi melihat dari sisi waktu, enggak mungkin kita melakukan itu.”
Nah, untuk itu hal yang pertama, yang kedua, mengamankan apa yang pimpinan arahkan…
Terpaksa, tadi yang seperti *** sampaikan ke bapak itu, ya, sudah harus MS saja.
Nah, mungkin untuk submit-nya, saya mohon izin, bisa tahan sebentar dulu, ya?
A: Baik, baik, bu.
B: Ya, bapak, ya?
A: Baik, bu.
B: Mohon izin, tahan sebentar dulu, karena ini ‘kan waktu juga belum, ya. Saya pastikan lagi ke pimpinan, dalam hal ini komisioner, Pak Idham…
A: Baik…
B: Apakah teman-teman di bawah yang sudah menyelesaikan itu bisa tetap dengan arahan itu, tidak ada yang lain-lain?
A: Baik, bu… pertanyaan yang sama, pagi tadi saya sampaikan ke Pak Idham, tapi Pak Idham belum menjawab. Cuma *** saja yang menjawab.
B: Iya, siap.
A: Baik…
B: Baik, terima kasih banyak ***, mohon maaf.
A: Baik, bu. Kami menunggu, kami menunggu instruksi lebih lanjut.
B: Hormat saya untuk teman-teman semua.
A: Mohon maaf kalau saya mengganggu, ibu.
B: Tidak apa-apa, pak. Tidak apa-apa, santai saja.
A: Terima kasih, bu.
B: Baik, bapak. Selamat sore, terima kasih banyak.
Baca Juga: