Ngelmu.co – Pihak BPJS Kesehatan angkat bicara, soal ramainya tagar Boikot BPJS di media sosial Twitter. Sebab, Senin (4/11) pagi, tagar tersebut berhasil masuk ke daftar topik yang banyak dibicarakan warganet.
Hingga pukul 9.33 WIB kemarin, #BoikotBPJS, berada di posisi keempat, daftar tren di Indonesia, dengan total 4.424 cuitan.
Salah satunya di-cuitkan oleh @YongL4dy, “Petinggi-petinggi BPJS ini hanya bisa memandang dari kacamata mereka yang mampu, tapi tak melihat dari mereka yang tak mampu, yang diandalkan hanya bacot tapi bukan pemahaman”.
#BoikotBPJS muncul, setelah pemerintah mengumumkan kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Menanggapi Tagar Boikot BPJS
Kepala Humas BPJS Kesehatan, Iqbal Anas Ma’ruf pun menanggapi peristiwa tersebut.
Ia mengingatkan masyarakat, bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) adalah solusi untuk mendapatkan akses pelayanan.
“Jika diboikot, sama saja kita menyetujui untuk menghilangkan kesempatan masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan yang terbentuk dari gotong royong iuran pesertanya,” kata Iqbal, seperti dilansir Kompas, Senin (4/11).
Sebab, menurutnya, sejak tahun 2014, hingga 2018, Program JKN-KIS sudah menolong banyak orang yang membutuhkan jaminan kesehatan.
Iqbal pun memberikan pilihan kepada para peserta BPJS golongan mandiri yang mengeluh.
“Makanya, bisa sesuai kemampuan untuk pilihan kelasnya,” ujarnya.
“Jika memang tidak memiliki kemampuan membayar, atau masuk kriteria PBI (Penerima Bantuan Iuran), bisa di-cover, pemerintah yang membayarkan iurannya,” pungkas Iqbal.
Baca Juga: Kencangkan Ikat Pinggang! Tarif BPJS, Tol, Listrik, Hingga Rokok Naik
Sementara diketahui, kuota PBI dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2019, sudah lebih dari 93 juta jiwa.