Berita  

Budi Santosa Purwokartiko Mesti dapat Sanksi Tegas

Ngelmu.co – Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Prof Budi Santosa Purwokartiko, mesti dapat sanksi tegas.

Bukan tanpa sebab. Namun, lantaran status di akun Facebook pribadinya, Rabu (27/4/2022) lalu.

Budi memilih kalimat, yang kemudian memicu protes keras dari berbagai pihak; khususnya umat Islam.

Pada statusnya, ia bilang, “Mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun.”

Berbagai pihak akhirnya bersuara. Begitu juga dengan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji.

Ia menilai, pernyataan Budi, menjurus pada muatan diskriminasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Maka Budi, kata Ubaid, mesti mendapat sanksi tegas dari pihak kampus.

“Itu pelanggaran yang tidak bisa dibiarkan. Apalagi ini dilakukan di institusi pendidikan tertinggi dan dilakukan oleh pimpinan tertinggi pula.”

“Harus diberikan sanksi tegas, dengan pencopotan jabatan rektor,” tutur Ubaid pada Kamis (5/5/2022) kemarin, mengutip Republika.

Baca Juga:

Lebih lanjut, berbagai pihak yang sempat melibatkan Budi dalam berbagai hal, juga mesti mengambil tindakan.

Seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Begitu juga dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Pihak-pihak itu harus memproses Budi, akibat pernyataan yang bersangkutan.

“Iya, itu jelas. Harus diproses, segera,” tegas Ubaid.

Kemendibud, sambungnya, mesti memperhatikan persoalan ini, jangan sampai terulang kembali.

Pasalnya, hal tersebut berkaitan dengan institusi pendidikan dan rektor, yang mana seharusnya contoh baik. Bukan justru mendiskriminasi.

“Rektor sebagai contoh untuk murid-muridnya. Hal ini harus diperhatikan. Jangan sampai rektor lain seperti ini lagi,” tutup Ubaid.

Baca tulisan Budi–yang memicu protes dari berbagai pihak–di sini:

Tulisan itulah yang membuat banyak kepala geram, sekaligus menyayangkan.

Mengapa seorang profesor, rektor pula, bisa asyik dengan pilihan kata yang begitu memicu perpecahan.