Ngelmu.co – Pernyataan anggota DPRD DKI Fraksi Partai Gerindra Adi Kurnia Setiadi, soal jajaran TransJakarta, berbuntut.
Sebelumnya, di hadapan Plt Kepala Badan Pembina BUMD DKI Jakarta Riyadi, Adi bilang bicara.
“Bapak diskusi, ngobrol dengan para operator, bapak ngobrol di kafe, sambil nonton striptis lagi, Bapak.”
“Sambil nonton striptis, belly dance. Memakai baju TransJakarta, bapak-bapak.”
Demikian pernyataan Adi, ketika rapat bersama PT TransJakarta di Komisi B, DPRD DKI, Senin (6/12/2021) lalu.
Beberapa hari berselang, video terkait pun beredar luas di media sosial, salah satunya Twitter.
Klarifikasi
Mantan Direktur Utama (Dirut) TransJakarta almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo, terlihat di video tersebut.
Keluarga pun memberikan klarifikasi melalui juru bicara almarhum Sardjono, yakni Tjahyadi.
“Peristiwa yang disebut oleh oknum anggota DPRD tersebut, terjadi hampir dua tahun yang lalu.”
“Bertempat di Turki Restoran, Kemang, Jakarta Selatan,” jelas Tjahyadi, Selasa (14/12/2021), seperti Ngelmu kutip dari Detik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa saat itu jajaran TransJakarta, rapat kerja, membahas visi dan misi Sardjono sebagai Dirut yang baru.
Tujuannya tidak lain, agar seluruh jajaran TransJakarta memahami dan menjalankannya.
“Pemilihan tempat di luar kantor dan di luar jam kerja adalah agar rapat berlangsung dengan lebih rileks.”
“Dengan maksud tidak ada kecanggungan para pejabat, untuk menyampaikan masukannya,” beber Tjahyadi.
Ia juga menekankan, bahwa jajaran TransJakarta, tidak mengetahui jika di restoran tersebut terdapat penampilan belly dance.
Di saat penari datang, kata Tjahyadi, tidak ada yang terpengaruh dan tetap fokus rapat.
“Penari tidak masuk setengah meter dari pintu tempat rapat, beliau-beliau membelakangi penari.”
“Dan sama sekali tidak terpengaruh. Jadi, semua fokus pada pembicaraan,” tegas Tjahyadi.
Kami Rapat, Bukan Nonton Belly Dance!
Ketua Serikat Pekerja Transportasi Jakarta Jan Oratmangun, juga memberikan penegasan.
Serikat pekerja dan jajaran TransJakarta menghadiri rapat dua tahun lalu itu untuk membahas program kerja, bukan menonton belly dance.
“Kami hadir ke sana bukan untuk menikmati tarian tersebut, kami tidak tahu di sana ada itu.”
“Kami pun di situ benar-benar untuk membahas apa yang akan dilakukan TransJ ke depannya,” jelas Jan.
Maka ia meminta, berbagai pihak yang terlibat dalam penyebaran video untuk bertanggung jawab, mengklarifikasi.
“Kami mengimbau, apa yang sudah diberitakan, yang tidak sesuai dengan faktanya, tolong lakukan klarifikasi.”
“Dan sesuaikan dengan fakta yang terjadi,” pesan Jan.
Layangkan Ultimatum
Keluarga almarhum Sardjono juga mengultimatum politikus Partai Gerindra, Adi Kurnia, untuk segera meminta maaf.
“Saya tegaskan, untuk yang terhormat Bapak Adi Kurnia, kita sesama muslim, ya.”
“Saya, keluarga Tubagus Martadipura, sangat tersinggung dengan video yang beredar saat ini.”
Demikian tutur R Tonny Hydrato selaku juru bicara keluarga Tubagus Amir Martadipura.
“Dalam waktu 2×24 jam, saya minta secara gentle, tolong Anda meminta maaf, datang langsung ke rumah kontrakan almarhum,” sambungnya.
“Jangan mencari pembenaran diri sendiri, kalau tidak, akan saya laporkan secara hukum,” imbuhnya lagi.
Tonny menegaskan, akan mengejar siapa pun yang terlibat dalam penyebaran video tersebut.
Lalu, jika tidak ada pernyataan maaf, pihaknya akan membawa masalah ini ke jalur hukum.
“Lebih ekstrem lagi, saya akan kejar, karena harga diri dan martabat keluarga sudah dihina,” pungkasnya.
Baca Juga:
Ade Drajat selaku kuasa hukum Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI), juga bicara.
Ia menekankan bahwa video viral itu tidak ada hubungannya dengan kecelakaan TransJakarta, belum lama ini.
“Video ini enggak ada sangkut paut dengan kecelakaan TransJ,” tegas Ade.
“Karena kecelakaan ini jauh dari rentetannya dengan peristiwa, enggak ada sangkut pautnya,” sambungnya.
Maka Ade berharap, berbagai pihak yang terlibat dalam penyebaran video untuk mengklarifikasi.
Terlebih video dua tahun lalu itu menyeret nama almarhum Sardjhono Jhony Tjitrokusumo.
Baca Juga:
Sebelumnya, beredar video singkat berdurasi 13 detik yang merekam beberapa jajaran TransJakarta, tengah berbincang di Turki Restoran, Kemang.
Sebagaimana yang Tjahyadi bilang, almarhum Sardjhono dan jajaran TransJakarta, tidak terpengaruh oleh penari perut, dan fokus rapat.
Namun, ada dua pria berbaju TransJakarta yang tampak tersenyum, dan satu di antaranya sempat sedikit bergoyang ke arah sang penari.